Langkah untuk hidup tenang by Christina Lie

Christina Lie
Hal-hal yang suka bikin herman, eh heran.. kalau bacain komen..
YANG PERTAMA:
Saya suka heran sama mereka yang suka claim “ini yang diajarkan si anu kan?”, “ini ilmunya si anu kan?” Padahal gw kenal sama si anu juga nggak..
Saya sendiri gak pernah mau claim materi yang saya share itu ilmu saya..
Beda cerita kalau ngomongin ilmu dasar yang diolah lagi menjadi tips atau strategi baru berdasarkan pengalamannya sendiri.
Sebagai mahluk pembelajar, dengan referensi yang bertebaran di internet, buku-buku, youtube, google.
Apakah yakin ilmu tersebut murni tercetus dari pikiran sendiri? atau buah pikiran pemateri yang menyampaikan?
Contoh paling mudah, misal ngomongin diet OCD om Deddy,
Apakah itu ilmu baru? Nggak.. ini ilmu intermitten fasting yang ada cukup lama, hanya saja dikemas ulang oleh seorang influencer dengan nama OCD.
Ilmu cara hitung hpp produk, cara personal branding, product branding, cara jawab customer, cara closing, teknik visualisasi LOA
Ilmu ini sudah banyak bertebaran di internet 5-10 tahun lalu, bahkan dari jaman saya ikut insurance, pernah juga ikut MLM lebih dari 10 tahun yang lalu, sudah diajarkan.
Cara Analisa perilaku customer, memetakan karakteristik Customer, memantau/hitung retensi customer, product branding, saya dapatkan dari mantan atasan-atasan saya ketika saya masih kerja kantoran.
Nah beda cerita lagi
kalau ada yang komen misalnya ini tips, tips loh ini.
terus saya share ke yang nanya via PM, lalu yang nanya bilang “oh cici belajar dari si anu ya?” Lah si anu itu yang nanya ke gue kali cok! wkwkwkwkw.
Ternyata banyak juga orang yang suka self claim mengakui itu tips hasil trial errornya sendiri.
Makanya saya jadi enggan juga kalau diundang ke seminar atau grup sebagai peserta, dan dari judul materinya saya kurang lebih sudah tau, lalu sepulangnya dari seminar itu, apa yang memang saya sudah tau jauuuh sebelumnya, diklaim sebagai hasil belajar dari seminar itu .
Dan saya juga bukan orang yang self claim, jika itu ilmu baru buat saya, kalau saya sampai share, saya pasti sebut narasumbernya, dan pastinya ijin dulu, jika itu saya share secara public.
=======
YANG KEDUA:
“Bagusan dulu, cantikan dulu, Bagusan sekarang, dsb..”
Misal upload foto baru potong rambut, terus dikomen, bagusan yang dulu..
Lah emangnya bisa itu rambut tau tau otomatis balik ke rambut yang sebelumnya, ok lah ini rambut ya..
Tapi misalkan ada yang dulunya gemuk, terus udah lama gak upload foto, entah dia foto bareng keluarganya, atau selfie, karena dia bangga sekarang bisa lebih langsing dan sehat,
Lalu dikomen “bagusan dulu”
(Preeetttt)
Kemudian apakah kata-kata, cantikan/gantengan sekarang, juga ok?
Ucapan ini asal gak pakai embel-embel “gantengan sekarang loh mas, kalau dulu itu jelek banget kayak ada jijay-jijaynya gitu”
Hellow! , kecuali ini temen yang memang deket ya, yang biasa ledek-ledekan, ya sebodo amat ya..
Kalau ini cuma kenal di medsos, ngobrol saja gak pernah, kayaknya kurang pantes juga.
=======
YANG KETIGA
Dari dulu sampai sekarang, pasti selalu ada yang komen macam,
“Cantikan yang kiri ya”
“Lebih manis adiknya ya”
“Loh yang kecil kok gak mirip siapa siapa?”
Gile lo ndro, anak orang dikomentarin, gimana kalau anaknya baca?!
Pernah juga tahun lalu saya ada upload video produk yang dipakai model saya disaat itu, lalu ada yang komen
“Cantikan yang dulu ci modelnya, yang ini kayak mbak mbak”
Padahal itu modelnya friendlist saya..
Jahat gak sih lo!
========
“Ci, kalau gak mau dikomentarin yang bikin baper, jangan main di medsos ci!”
Jawaban saya simple:
“Ya elo juga jangan baper kalau gue block, terus bikin status kalau gue block, kalau gak mau diblock ya jangan maenan medsos mas/mba!”
Sekian
2 Mei pukul 11.08 · Publik

Christina Lie
Langkah saya untuk hidup adem-adem saja di kehidupan ini.
Latih aja melakukan ini minimal seminggu sekali, kalau nggak bisa tiap hari, saya sendiri masih bolong-bolong, tapi berasa banget manfaatnya.
Di masa pandemic ini, tidak pernah terlintas di pikiran saya hal negative seperti "aduh nanti bisnis gue sepi gara-gara covid nih" --> buang jauh-jauh pikiran seperti ini.
1. Unfollow friendlist/berita yang memberikan dampak perasaan negatif. Pikiran dan hati yang tenang akan membuat kita lebih siap menyikapi keadaan dan mencari solusi/peluang.
Oh iya, jangan kebanyakan curhat ke banyak orang, makin kita keseringan curhat hal negatif yang terjadi ke diri kita, makin masalah itu terus-menerus nempel di kita, karena semesta menganggap kamu suka dengan apa yang terjadi di hidupmu. Curhat ke 1, 2 orang saja cukup.
2. Maafkan diri sendiri karena pasti banyak penyesalan yang ujungnya sering menyalahkan diri sendiri
3. Maafkan yang pernah menyakiti, jika masih ada rasa sakit hati misal karena hutang tidak dibayar, segera lupakan, agar segera lenyap dari pikiran. Makin kita mikirin, makin menarik orang2 dengan karakter serupa mendekat di hidup kita.
4. Minta maaf kepada yang pernah kita sakiti (misal pernah bertengkar dengan bunda, atau pernah menyesal berbicara kasar ke karyawan/teman), dan juga minta maaf kepada yang pernah menyakiti kita, karena kita masih memiliki kepahitan terhadap mereka
5. Doakan diri sendiri dan semua pihak yang terlibat agar selalu dilingkari orang yang tulus, positive dan unconditional support
(Biasanya kalau tiap hari doa gini, lingkaran yang busuk2 makin dikasih liat alias ketauan belangnya, ketika ini terjadi, berterimakasihlah dalam doa karena sudah dibantu dibukakan mata kita)
6. Pake body lotion, atau kayak usap² badan sendiri, pundak, kaki, tangan, kepala, ulu hati, sambil ucapkan terima kasih telah menemani kita hingga kita masih sehat tegak berdiri melampaui suka dukanya hidup ini. Ucapkan terima kasih, tersenyumlah sambil ucapkan bahwa kita mengasihinya (pundak, kaki, dll itu). Ucapkan satu persatu sambil pegang bagian yang dituju dan minta maaflah ke tiap bagian itu, satu satu
7. Banyak bersyukur, latih melihat syukur disegala kondisi, misal lagi macet di jalan tapi akhirnya jadi punya waktu untuk mengamati langit yang cerah dsb, mengamati kebahagiaan suami istri yang tengah ngobrol boncengan. Ini harus dilatih memang jika gak biasa, makin sering bisa melihat hal yang bisa disyukuri, maka makin bahagia hidup ini.
8. Ucapkan terima kasih atas kebaikan sekecil apapun yang terjadi di hari ini
9. Katakan sayang ke anak, istri, orang tua. Minta mereka tiap malam untuk bantu doakan goal kita, telpon ayah/bunda utk minta ridha dan doa utk tujuan yang sedang ingin kita capai (sebutkan spesifik doanya apa dan terukur), makin banyak yang bantu doa, makin bagus impactnya.
10. Lakukan 3 kebaikan setiap hari ke orang lain. Bisa ke keluarga sendiri atau ke orang lain.
11. Beli buku tulis, tulis pakai pensil, 17 keinginan setiap hari, tulis tiap hari, sebutkan dengan nama sendiri, contoh: 1. Christina mau anak dan suami, adik, mama sehat selalu , 2. Christina mau tembus jualan xxxx, xxx pcs /hari 3. Christina mau selalu dikelilingi orang yang tulus , dst dst. Prinsipnya, Bagaimana kamu akan diberi, jika kamu tidak pernah meminta.
12. Silangkan ke dua tangan ke pundak di malam hari sebelum tidur, seperti kayak meluk diri sendiri, lalu katakan "kamu sudah berusaha yang terbaik, beristirahatlah malam ini"
==================
Langkah dari Mas Angky Andang untuk survive di Covid ini:
1. Bersyukurlah jika anda, keluarga dan team sehat (ingat bahwa sehat juga rezeki)
2. Tetap tenang, jangan panic dan stress (ingat Rezeki tidak pernah salah pilih, akan selalu ada rezeki Allah bagi orang yang mau berusaha)
3. Jujurlah kepada Team tentang keadaan dan kondisi perusahaan kepada team, ajak mereka berjuang bersama,(ingat Kondisi ini banyak yg mengalami, berjuang bersama lebih baik daripada sendirian)
4. Jangan menyalahkan siapapun, ini bukan salah anda, team ataupun pemerintah ( tetap lakukan upaya terbaik yang ada bisa untuk mengatasi keadaan)
5.Buat arah Strategi Jangka panjang untuk perusahaan dan taktik jangka pendek untuk bertahan.
6. Cek lagi kondisi keuangan anda bisa bertahan berapa lama, negosiasi dengan Suplier untuk penundaan pembayaran jika bisa, tagih Hutang kepada mitra jika memungkinkan.
7. Datangi Bank untuk melakukan renegosiasi pembayaran, terangkan kondisi anda saat ini (ingat bank akan menganggap anda baik baik saja sampai anda melaporkan kesulitan anda)
8. Lakukan Pivot perusahaan, Cari peluang bisnis jangka pendek dan jangka panjang, Ingat entrepreneur selalu melihat peluang dimanapun dia berada.
9. Jika mampu tetap berbagilah kepada orang disekitar anda (Utamakan keluarga, anggota team, tetangga anda di Lingkaran utama, jika anda mampu lakukan di lingkaran yang lebih luas)
10. Hubungi Customer anda, apakah mereka memerlukan sesuatu? Atau mereka masih memerlukan pesanan yang bisa anda sediakan.
11. Jangan lupa berdoa kepada Allah yang maha kaya, dan maha pemberi.
DEMIKIAN, semoga bermanfaat.
30 April pukul 14.45 · Publik

Posting Komentar untuk "Langkah untuk hidup tenang by Christina Lie"