cara menjadi tercerahkan by osho

Sekali engkau tercerahkan, dirimu berada dalam situasi yang sangat aneh - mencoba membayangkan bagaimana engkau dapat tetap tidak tercerahkan selama begitu banyak kehidupan. Ini adalah pekerjaan yang luar biasa, membutuhkan usaha yang besar.

Kesengsaraan, kecemburuan, daya saing - semua yang buruk dibutuhkan untuk tetap tidak tercerahkan.

Pencerahan itu sendiri sederhana, itu wajar sekali. Pencerahan adalah penciptaanmu.

Pencerahan adalah anugerah dari keberadaan. Jadi, terserah engkau berapa lama engkau ingin tetap tidak tercerahkan.

Setiap saat engkau dapat meninggalkan pencerahan. Jangan pernah bertanya bagaimana cara menjadi tercerahkan, karena tidak ada yang bisa menjadi tercerahkan. Setiap orang terlahir tercerahkan. Tanyakan saja, "Bagaimana kita bisa melepaskan semua alat peraga yang membuat kita tidak tercerahkan?"

Ada kisah indah dalam kehidupan Buddha Gautam. Berulang kali Beliau mengatakannya ....

Dalam salah satu kehidupan masa lalunya, Buddha bertemu dengan makhluk yang tercerahkan. Untuk menghormatinya, Buddha menyentuh kakinya. Tetapi Buddha terkejut - sebagai imbalannya pria yang tercerahkan itu menyentuh kakinya. Buddha tidak bisa mempercayai matanya. Beliau berkata, "Apa yang kau lakukan? Aku orang yang belum tercerahkan, aku orang bodoh. Aku belum mengalami kebenaran. Aku belum bisa mencintai, belum berbelas kasih. Tawaku masih palsu, hatiku penuh ketidakpuasan. Mengapa engkau sudah menyentuh kakiku? "

Dan makhluk yang tercerahkan itu tertawa. Dia berkata, "Jangan khawatir. Sejauh yang kuketahui, engkau sama tercerahkannya dengan diriku."

Dari sisimu, itu menjadi masalahmu - Aku tidak melihat ada di antara kalian di sini yang belum tercerahkan, itu tidak mungkin.

Pencerahan adalah pusatmu, keberadaanmu. Tetapi engkau telah dikondisikan, diprogram untuk tetap tidak tercerahkan. Semua agamamu bertanggung jawab untuk itu. Mereka tidak ingin engkau menjadi tercerahkan, karena orang yang tercerahkan tidak bisa menjadi seorang Kristen, Hindu, seorang yang beragama. Dari keadaan kesadarannya, semua teologi, agama, adalah omong kosong belaka - fiksi yang dibuat oleh orang-orang bodoh untuk orang-orang bodoh lainnya.

Jangan pernah bertanya bagaimana menjadi tercerahkan. Engkau bisa bertanya bagaimana tetap tidak tercerahkan, itu relevan. Jika egkau ingin tercerahkan, engkau sudah tercerahkan saat ini juga. Tidak ada yang menghalangimu kecuali dirimu sendiri.

Dan engkau membuat begitu banyak usaha keras dan berat untuk menjadi tercerahkan. Itu adalah salah satu cara untuk tetap tidak tercerahkan. Upaya itu membuatmu terusik; dan setiap usaha akan gagal, karena engkau yang sudah menjadi keberadaan, engkau tidak bisa menjadi yang lain.

Lihat saja perbedaan antara dua kata sederhana ini: kehadiran di saat ini dan menjadi sesuatu yang lain. Pencerahan adalah kehadiran - engkau tidak bisa menjadi itu. Menjadi adalah proses di suatu tempat di masa depan setelah perjalanan panjang, melakukan segala macam hal bodoh - postur yoga, doa Kristen, puasa, tetap membujang, masuk ke biara selamanya, engkau tidak akan keluar darinya ....

Pencerahan bukanlah sesuatu yang ingin dicapai. Ini bukan pencapaian, ini bukan tujuan yang jauh yang harus kau tempuh. Ini sama sekali bukan ziarah. Semakin banyak engkau mencari dan mencari pencerahan, semakin engkau akan melewatkannya, dan engkau akan semakin sengsara.

Pencerahan adalah pemahaman yang sangat sederhana. Yaitu begitu engkau menghentikan semua upaya untuk menjadi tercerahkan dan tetap merasa nyaman dengan dirimu sendiri, menerima dirimu sepenuhnya apa adanya .... Begitulah makna keberadaanmu. Jangan mencoba untuk meningkatkan keberadaan, engkau tidak dapat melakukan itu. Tenang, jadilah dirimu apa adanya, gak usah berusaha menjadi orang religius. Dan tiba-tiba engkau heran, "Ya Tuhan! Aku selalu tercerahkan."

Pertanyaanmu benar. Setelah pencerahan semua orang kagum - dan tahu bahwa dia selalu tercerahkan.

Tiga puluh dua tahun yang lalu, Aku terjaga dari mimpi buruk karena berusaha terus menerus untuk mencapai pencerahan. Aku hanya membuang semua upaya untuk menjadi tercerahkan. Aku hanya menerima diriku apa adanya - baik atau buruk. Aku hanya berhenti menilai diriku sendiri. Dan keajaiban terjadi: dengan penghakiman menghilang, dengan ambisi untuk menjadi tercerahkan menghilang, seolah-olah aku keluar dari mimpi buruk dan sepenuhnya terjaga.

Dan ketika aku melihat diriku sebagai tercerahkan, aku melihat seluruh keberadaan sebagai tercerahkan.

Engkau adalah bagian dari kebahagiaan yang luar biasa, tetapi engkau menutup diri. Engkau terus melakukan sesuatu yang melawan alam, melawan keberadaan. Engkau telah diajari bahwa menjadi natural adalah sesuatu yang salah; engkau merasa bersalah saat engkau alamiah. Engkau merasa bahagia ketika engkau menekan sifat alamiahmu, ketika engkau menjadi penipu, menjadi orang munafik. Semua agama hanya melakukan satu hal selama ribuan tahun: membuat orang menjadi munafik.

Aku ingin engkau menghentikan semua omong kosong itu, dan jadilah dirimu sendiri - tanpa usaha untuk pergi ke mana pun, karena engkau sudah ada di sana, saat ini juga.

OSHO
From the False to the Truth
----------------

Once you are enlightened, you are in a very strange situation - trying to conceive how you could manage to remain unenlightened for so many lives. It is a tremendous work, it needs great effort.

Misery, jealousy, competitiveness - all that is ugly is needed to remain unenlightened.

Enlightenment itself is simple, it is natural. Unenlightenment is your creation.

Enlightenment is a gift from existence. So it is up to you how long you want to remain unenlightened.

Any moment you can drop unenlightenment. Never ask how to become enlightened, because nobody can become enlightened. Everybody is born enlightened. Just ask, "How can we drop all those props that are keeping us unenlightened?"

There is a beautiful story in Gautam Buddha's life. Again and again he has told it....

In one of his past lives he met an enlightened being. Out of respect he touched his feet. But he was surprised - in return the enlightened man touched his feet. Buddha could not believe his eyes. He said, "What are you doing? I am an unenlightened man, ignorant. I have not experienced truth. I have not yet been able to love, to be compassionate. My laughter is still phony, my heart is full of discontent. Why have you touched my feet?"

And the enlightened being laughed. He said, "Don't be worried. As far as I am concerned, you are as enlightened as I am."

From your side, that is your problem - I don't see any of you here as unenlightened, it is impossible.

Enlightenment is your very center, your very being. But you have been conditioned, programmed to remain unenlightened. All your religions are responsible for it. They don't want you to become enlightened, because an enlightened man cannot be a Christian, a Hindu, a Mohammedan. From his state of consciousness, all these theologies, religions, are sheer nonsense - fictions created by ignorant people for other ignorant people.

Never ask how to be enlightened. You can ask how to remain unenlightened, that is relevant. If you want to be enlightened, you are this very moment. Nobody is preventing you except yourself.

And you are making so much hard, arduous effort to become enlightened. That is one of the ways to remain unenlightened. The very effort keeps you troubled; and each effort is going to fail, because what you are already you cannot become.

Just see the difference between these two simple words: being and becoming. Enlightenment is being - you cannot become it. Becoming is a process somewhere in the future after long journeys, doing all kinds of stupid things - yoga postures, Christian prayers, fasts, remaining celibate, entering into a monastery forever, you will not come out of it....

Enlightenment is not something to be achieved. It is not an achievement, it is not a goal far away that you have to journey to. It is not a pilgrimage at all. The more you seek and search for enlightenment, the more you will miss it, and the more miserable you will be.

Enlightenment is a very simple understanding. So once you stop all efforts to be enlightened and just remain at ease with yourself, totally accepting yourself as you are.... That's how existence meant you to be. Don't try to improve upon existence, you cannot do that. Relax, be existential, not religious. And suddenly you are amazed, "My God! I have always been enlightened."

Your question is right. After enlightenment everybody is amazed - and knows that he has always been enlightened.

Thirty-two years ago I awoke from the nightmare of making a continuous effort to attain enlightenment. I simply dropped all efforts to be enlightened. I simply accepted myself as I am - good or bad. I simply stopped judging myself. And a miracle happened: with judgment disappearing, with ambition to become enlightened disappearing, it was as if I came out of a nightmare fully awake.

And when I saw myself as enlightened, I saw the whole existence as enlightened.

You are part of a tremendous blissfulness, but you are keeping yourself closed. You go on doing something against nature, against existence. You have been taught that to be natural is something wrong; you feel guilty when you are natural. You feel happy when you repress your nature, when you become phony, a hypocrite. All religions have been doing only one thing for thousands of years: making people hypocrites.

I want you to drop all that crap, and just be yourself - with no effort to go anywhere, because you are already there, this very moment.

OSHO
From the False to the Truth

Picture courtesy: Pinterest

Posting Komentar untuk "cara menjadi tercerahkan by osho"