kembalilah Puan ke Muhammadiyah


Kembalilah Puan 

kakek dari jalur ibumu 
adalah pegiat Muhammadiyah 
pernah berpesan 
jika wafat tutuplah dengan kain Muhammadiyah
artinya 
di tengah kerasnya keadaan saat itu 
kakekmu tetap ingin kembali pada Muhammadiyah 

daripada sesekali muncul di momen seperti muktamar 
ada baiknya 
engkau juga kembali 
seperti kakekmu

tadi aku juga berada di tribun stadion Manahan 
di sebelah kiri dan menghadap tribunmu
maaf, aku tidak tahu utara-selatannya stadion
langit ditutup awan shg tak ada petunjuk tumur-barat 

setelah sebelumnya aku harus berjuang untuk dapat masuk 
berangkat usai shalat shubuh dari rumah teman yg kuinapi 
kmd di antara genangan air di luar stadion akibat hujan deras semalaman 
dan blm sepenuh berhenti ketika aku ikut gojek menuju stadion 
aku harus ke Utara dan Selatan 
sambil salah masuk pintu stadion 
dan kmd berkerumun sambil tutup mulut dan membayangkan dan berdoa agar tragedi kerumunan Kanjuruhan tidak terulang 
akhirnya dapat juga masuk stadion

begitu mencapai tribun 
aku bertemu, disapa dan diajak foto bersama seniorku di ITB yg cantik 
tetapi satu angkatan di PWIPM Jawa Barat 
aku tidak lupa kecantikannya saat masih mhs dulu ...tidak kalah dari mbak Puan 

aku kmd mencari tempat duduk di belakang 
di deretan pinggir di sebelah sepasang keluarga
dengan posisi ini aku dapat melihat para penggembira di manan-kiri depanku
dan hikmah nya adalah tak ada orang yg melihatku tatkala bbrp kali mataku sembab oleh air mata saat menyimak acara demi acara pembukaan dengan seksama

betapa tidak sembab 
acara masif ini berlangsung tertib, aman dan lancar
padahal dengan super crowded para penggembira saat berkerumun hendak masuk stadion 
sangat potensial untuk rusuh 
itu hanya dapat terjadi jika para penggembira bersikap dewasa tidak kekanakkan, tepo sliro 
dan sikap ini merupakan buah dari keteladanan para pimpinan persyarikatan yang rendah hati, egaliter,  tidak (minta) dihormati secara berlebihan, diistimewakan apalagi dikultuskan

tampilann kolosal, apik  dan modern saat pembukaan 
paduan suara dari sekian ratus pelajar Muhammadiyah 
atraksi 1200 pesilat tapaksuci Jawa tengah 
marching band 350 mhs/i mhs UMS, UMY dan UMM
tari sintesis tradisional-kontemporen dari mhs 7 PTM: UMS, Unimuda Sorong, UMSU Medan, UM Mataram, UM Kalimantan, UM, Sulawesi, ...dan ISI Surakarta 
terjun payung oleh 10 penerjun payung UMM, Mabes Polri dan TNI
adalah buah dari kerja senyap, disiplin dan tekun para pimpinan 
tampilann itu sekaligus memperlihatkan itulah Muhammadiyah dan khas Muhammadiyah 
dan di luar negara mgkn baru Muhammadiyah yang bisa melakukannya 
tampilann yg mengingatkanku saat aku lima tahun tinggal di Jepang 

dan memang ada kemiripan antara kultur Jepang dan Muhammadiyah
tidak banyak bicara 
pekerja keras
tekun 
disiplin 
terancang dan terukur
kerja tim, kerja bersama alias kerja kolektif 

fasilitas umum di Jepang sangat luar biasa
memudahkan dan "memanjakan" masyarakat 
sebaliknya 
rumahh orang Jepang relatif biasaa saja 
ini juga mirip Muhammadiyah 
lihatlah Edutorium UMS yg digunakan sbg tempat sidang muktamar, sangat megah dan mewah 
lihatlah juga perguruan tinggi Muhammadiyah seperti UMS juga UMY, UMM dan perguruan tinggi Muhammadiyah lainnya 
juga sekolahh dasar dan menengahnya 
rumah sakit dan klinik Muhammadiyah di berbagai kota 
tampak megah dan mewah

tetapi lihatlah rumah para tokoh dan pimpinan Muhammadiyah 
umumnya sangat sederhana
mgkn orang tidak akan percaya jika penghuni rumahh sederhana itu adalah pimpinan ormas terkaya di dunia 
orangg dan tokohh atau pimpinan Muhammadiyah itu adalah orangg bersahaja  

tokohh Muhammadiyah mirip orangg biasa lainnya
orangg tanpa glorifikasi maupun mistifikasi 
yang untuk masuk stadion Manahan juga harus memperlihatkan undangan 
tanpa itu akan dipersilahkan pergi 
jika kmd berlagak dan berkata 
"kamu tidak tahu siapa aku?" 
itu justru akan mempermalukan dirinya sendiri 
merasa tokoh tetapi tidak mampu memberi keteladanan 

itulah Muhammadiyah mbak Puan 
yang mbuatku sembab saat duduk di bagian belakang tribun stadion Manahan 
itulah Muhammadiyah 
ormas Islam yg memikat hati kakekmu 
maka jangan ragu
untuk kembali

Produsen 

produksi
dimulai dari yang kecil 
produksi 
kerja para produsen 

rahmatan Lil Al-Amin itu memberi bukan menerima 
mindset nya harus produsen 
bukan konsumen 
bukan user 

bangkit indonesia 
bangkit umat Islam

Gus Pur cak laurin 

Posting Komentar untuk "kembalilah Puan ke Muhammadiyah "