"Kisah Hidayah Bu Aisyah: Dari Anak Pendeta Menjadi Muslimah dan Pendiri Mualaf Center"

  



 Oleh: Tim Wartawan   


  Jakarta   – Perjalanan hidup Nur Aisah, atau yang akrab disapa Bu Aisyah, penuh dengan liku-liku yang menginspirasi. Wanita asal Manado, Sulawesi Utara, ini memeluk Islam pada 29 Juli 2019 setelah sebelumnya dibesarkan dalam keluarga Kristen yang taat—bahkan ayah dan kakaknya adalah pendeta.  


###   Awal Mula Pencarian Kebenaran    

Bu Aisyah mengungkapkan bahwa titik balik keislamannya dimulai ketika ia bekerja di sebuah perusahaan dan berbagi kamar hotel dengan seorang muslimah yang rajin mengaji. Suara lantunan Al-Qur’an yang didengarnya memberikan ketenangan luar biasa, sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.  


"Waktu itu saya minta dia mengulang bacaannya berkali-kali karena merasa damai. Lalu, saya bertanya tentang perbedaan Islam dan Kristen," ceritanya. Salah satu hal yang membuatnya tercerahkan adalah pertanyaannya tentang Yesus berdoa di Taman Getsemani. "Jika Yesus adalah Tuhan, kepada siapa ia berdoa?" ujarnya.  


Pertanyaan itu membawanya pada pencarian kebenaran selama setahun sebelum akhirnya ia memutuskan bersyahadat di Masjid Agung Bandung.  


###   Ujian Setelah Hijrah    

Memeluk Islam bukanlah akhir perjuangannya. Bu Aisyah harus menghadapi penolakan dari keluarga besarnya yang religius. "Saya dianggap aib. Tapi saya memilih diam dulu karena iman dan ilmu agama masih lemah," akunya.  


Ujian terberat justru datang setelah pernikahannya pada 2022 dengan seorang muslim yang ternyata kerap melakukan KDRT. "Saya dipukul, digigit, bahkan hampir dibunuh dengan pisau," kenangnya dengan sedih. Meski sempat melapor ke polisi, ia akhirnya mencabut laporan karena tekanan keluarga suami.  


###   Bangkit dan Berdakwah    

Di tengah kepahitan, Bu Aisyah justru menemukan ketenangan sejati dalam Islam. Ia belajar mengaji dari nol dan mendirikan   Mualaf Center Bukittinggi   untuk membantu para mualaf lainnya. "Allah menguji saya, tapi juga menunjukkan jalan untuk berdakwah," ujarnya.  


Kini, Bu Aisyah pindah ke Jakarta untuk memulai hidup baru sambil tetap membina mualaf di Bukittinggi. Ia berpesan:   "Jangan pernah menjauh dari Allah saat diuji. Justru mendekatlah, karena ketenangan sejati ada dalam pasrah kepada-Nya."    


Kisah Bu Aisyah mengajarkan bahwa hidayah bisa datang dari mana saja, dan keteguhan hati akan membawa pada cahaya kebenaran.  


  Alasan Bu Aisyah Memeluk Islam: Dari Pertanyaan Kritis hingga Hidayah    


Salah satu bagian paling menarik dari kisah Bu Aisyah adalah   alasan mendalam yang membawanya memeluk Islam  . Berikut poin-poin kunci yang ia ungkapkan:  


###   1.   Kebingungan atas Konsep Ketuhanan dalam Kristen    

Sebagai mantan penganut Kristen Protestan karismatik, Bu Aisyah mempertanyakan inkonsistensi doktrin Trinitas setelah membaca Alkitab secara mendalam. Salah satu momen pencerahannya adalah ketika ia merenungkan:  

 "Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia berdoa di Taman Getsemani? Kepada siapa ia memohon?"   

Pertanyaan ini tidak terjawab dalam keyakinan lamanya dan memicu pencariannya akan kebenaran.  


###   2.   Ketenangan Saat Mendengar Lantunan Al-Qur’an    

Ketika bekerja di sebuah proyek, Bu Aisyah berbagi kamar hotel dengan seorang muslimah yang rajin mengaji. Ia merasa   ketenangan batin yang luar biasa   saat mendengar bacaan Al-Qur’an—sesuatu yang tidak ia dapatkan sebelumnya.  

 "Saya minta dia mengulangi bacaannya berkali-kali karena hati saya terasa damai,"  tuturnya.  


###   3.   Logika Sederhana yang Tak Terbantahkan    

Dalam diskusi dengan teman muslimnya, Bu Aisyah menyadari bahwa ajaran Islam lebih rasional dan konsisten, seperti:  

-   Yesus (Nabi Isa) dalam Al-Qur’an  : Disebut sebagai manusia dan nabi, bukan Tuhan.  

-   Ritual Ibadah  : Keselarasan antara perintah salat, puasa, dan sunat dengan ajaran Nabi Ibrahim dan Isa yang ia temukan dalam Alkitab.  

 "Umat Islam justru mengikuti sunah Yesus sebenarnya: disunat, puasa, dikafani saat meninggal, dan berdoa dengan sujud,"  ujarnya.  


###   4.   Kesempurnaan Ajaran Islam    

Setelah membandingkan kedua agama, ia menyimpulkan bahwa Islam memberikan   jawaban utuh   tentang ketuhanan, kehidupan, dan tujuan penciptaan manusia tanpa kontradiksi.  


###   5.   Keputusan Berani Meski Ditolak Keluarga    

Meski berasal dari keluarga pendeta dan risiko dikucilkan, Bu Aisyah memilih Islam karena keyakinannya akan kebenaran.  "Allah tunjukkan jalan ketika saya jujur mencari jawaban,"  katanya.  


  Pesan Bu Aisyah  :  

 "Hidayah datang pada mereka yang mau membuka hati dan akal. Saya temukan Islam bukan karena kebencian pada agama lama, tapi karena cinta pada kebenaran."   


---  

 Bagian ini melengkapi artikel utama tentang perjalanan hijrah Bu Aisyah. Kisahnya menjadi bukti bahwa pencarian tulus akan kebenaran akan membawa pada petunjuk Allah. 

---  

 Artikel ini ditulis berdasarkan wawancara eksklusif dengan Bu Aisyah. Nama dan identitas tertentu disamarkan untuk privasi.


https://youtu.be/QNlxu46K54s?si=25SSjb1tOs0Fiixd