Sejumlah anak muda di Purwokerto terlihat serius mendiskusikan perusahaan rintisan (startup)











Salah satunya, Pedihelp yang merupakan startup bidang jasa yang menawarkan solusi perbaikan rumah dan kebersihan. Bisnis startup ini dirintis sejak 20 September 2017.

suaramerdeka.com - Sejumlah anak muda di Purwokerto terlihat serius mendiskusikan perusahaan rintisan (startup) di Inno Cafe Kopkun Purwokerto. Perkembangan teknologi yang kian pesat telah memunculkan berbagai kreativitas di kalangan anak muda Purwokerto. Mereka menciptakan berbagai bisnis startup berbasis aplikasi.

Pekerjaan ini menjawab kegelisahan mereka yang tak mampu bersaing dengan transportasi modern, seperti angkutan kota, taksi, tukang ojek. Bahkan, keberadaan ojek online semakin menggilas eksistensi usaha jasa mereka.

Ide Pedihelp muncul setelah ada pertemuan antara pegiat koperasi dari Kopkun Insitute dengan perwakilan tukang becak di Purwokerto. Para tukang becak ini diorganisasi kemudian diberdayakan menjadi pekerja renovasi rumah dan cleaning servis.

Ia juga akan merekrut pekerja informal, seperti tukang kayu, tukang kunci dan tambal ban. Bisnis startup ini memiliki visi memberdayakan ekonomi pekerja informal.

Fonder Pedihelp.id, Aef Nandi Setiawan beberapa waktu lalu mengemukakan, keberadaan pedihelp mendapat respons positif masyarakat Purwokerto. Para tukang becak yang bergabung jumlahnya sekitar 60 orang. Dalam tujuh bulan pertama startup ini dirintis telah menerima sekitar 100 order dengan nilai transaksi sekitar Rp 7 juta.

Perkembangan bisnis startup mendapat perhatian dari Innocircle Initiative. Lembaga ini merupakan inkubator startup Purwokerto yang juga turut mengembangkan ekosistem startup coop bergeliat dan tumbuh di Banyumas.

Kami akan menampung pekerja informal. Pedihelp menjadi operatornya, kata Aef Setiawan.

Dalam membangun bisnis startup di kalangan milenial, Innocircle Initiative rutin menyelenggarakan acara bulanan sebagai pintu masuk mereka dalam bisnis startup coop.

Innocircle Initiative merangkul generasi milenial untuk tertarik mempunyai usaha berbasis startup digital. Anak-anak milenial ini diajak untuk tidak hanya memiliki kemampuan media digital, tapi menerapkannya dari sisi bisnis.

Anis menambahkan, tiga startup tersebut antara lain, starup Beceer.com, Pedihelp.id dan Bookcircle. Beceer.com merupakan usaha rintisan berbasis aplikasi ini sudah ada di Google Playstore. Platform belanja ke pasar tradisional.

Kami sudah menginkubasi beberapa startup. Yang sudah tahap pendanaan ada 3 startup. Sedangkan 15 startup lain masih dalam tahap prototype atau menentukan pasarnya, kata Fonder Innocircle Initiative, Anis Saadah.

Orderan per hari selama satu minggu antara 35 sampai 50 order di Banyumas. Itu proses berdiri baru empat bulan. Pengunduh aplikasi di Banyumas tinggi. Sudah ada 1.500 dan user aktifnya ada 800, kata Anis.

Awalnya, Beceer.com hanya aplikasi. Namun, itu tidak dapat menjalankan proses bisnisnya. Kemudian diinkubasi Innocircle Initiative hingga mampu menentukan pasarnya.

Ketiga yaitu Bookcircle, startup yang bergerak di bidang jasa sewa dan investasi buku. Konsepnya pelanggan bisa meminjam di mana pun dan bisa mengembalikan kapan pun.

Kemudian Pedihelp.id, platform untuk pencarian tukang renovasi rumah dan kebersihan yang berbasis website. Sejauh ini potensi di pasar Banyumas sudah ada orderan.

Selain tiga startup yang sudah mulai berkembang, yang kini sedang dikembangkan yaitu startup IT Sampah. Rencananya bus jurusan Banyumas-Purbalingga, masyarakatnya bisa membayarnya dengan sampah plastik.

Misalnya, pinjam buku di Inno Cafe, kemudian mengembalikan di kafe lain sepanjang itu jaringannya Bookcircle. Tujuannya, selain meningkatkan literasi baca mengingat tingkat baca masyarakat Indonesia masih rendah.

Ini menarik karena startup ingin berkontribusi menyelesaikan persoalan sampah plastik di lingkungan sekitar Banyumas melalui teknologi digital, katanya.

Jadi semakin banyak poin, penumpang memberikan sampah plastik, penumpang itu tidak membayar dengan uang tunai. Ini sedang dikembangkan kerangka bisnisnya, karena harus minta izin dinas yang menangani transportasi.

Lebih lanjut, Anis mengatakan, semua startup yang diinkubasi ini tata kelolanya harus berbasis koperasi. Sebab, melihat ekosistem startup di luar sudah tidak sehat.

Berbasis Koperasi

Ini yang terjadi saat ini. Anak-anak muda hanya menjual ide saja tapi tidak bersungguh-sungguh sebagai entrepreneur. Pengusaha yang benar-benar solving the problem di lokalnya itu, katanya.

Jadi apa yang terjadi di luar, mereka cuman punya ide dan dijual ke investor. Mereka dapat dana dan mengeksekusi tanpa mereka tahu apakah bisnis ini ada pasarnya atau tidak.

Alternatif koperasi, kata dia, menjadi bagian dari kampanye Kopkun Institut mengajak anak-anak muda bergabung ke koperasi dengan lini bisnis startup. Anak muda perlu berkoperasi sebagai upaya regenerasi. Kalau tidak ada regenerasi, maka koperasi tidak akan berkembang mengikuti perkembangan zaman.

Karena itu, Innocircle Initiative menawarkan alternatif model koperasi di mana pemilik ide, pemilik bisnis harus memiliki sasaran pasar terhadap barang dan jasa yang ditawarkan.

Kami ingin anak-anak muda yang bergabung di sini adalah anak-anak IT. Mereka yang punya kecakapan-kecakapan tinggi. Kami menginginkan hal itu meluas lagi, bahwasannya koperasi bisa merangkul generasi milenial dengna model yang lebih baik lagi, katanya.

Apalagi, sering kali koperasi diisi oleh orang-orang dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) rendah. Koperasi bukan menjadi pilihan sehingga mempengaruhi kinerja di koperasi.

Kami melakukan pendekatan dengan startup, bahwa usaha rintisan bisa berbadan hukum koperasi, katanya.

Pembina Kopkun Institut, Herliana mengatakan pendampingan kepada startup-startup merupakan bentuk kampanye koperasi kepada generasi milenial. Sebab, kebanyakan gerakan koperasi saat ini berisi para orang tua. Generasi milienial tidak akrab dengan koperasi karena dianggap zaman dulu (zadul).

Ia mengatakan target jangka panjang terdapat 100 startup yang akan dibina Innocircle Initiative. Ketika startup-startup ini berkembang, maka akan terjadi perubahan perekonomian. Koperasi startup yang diisi generasi milenial juga akan mengubah wajah koperasi Indonesia.

Karena itu, ia minta UU Koperasi harus lebih akomodatif terhadap perkembangan dunia usaha. Kalau tidak koperasi tidak dapat masuk dunia usaha gara-gara terkendala jumlah anggota.

Mereka mau membuat star up coop mengcooperasikan pelaku star up. Ini bagian dari cara mengampanyekan memodernisasi dan kekinian zaman dari tata kelola usaha, katanya.

Ketua Dekopinda Banyumas, M Arsad Dalimunte menambahkan, Kopkun Institut peduli dalam pengembangan teknologi aplikasi kaitannya dengan revolusi industri 4.0, bahkan mereka mengembangkan star up berbasis aplikasi.

MyCOOP ini juga mencerminkan semangat gerakan koperasi di tanah air dalam memasuki era digitalisasi ekonomi, kata Arsad.

Aplikasi lain yang dikenalkan Kopkun Institut yaitu aplikasi myCOOP. Aplikasi ini dapat dimanfaatkan sebagai media mempermudah melakukan transaksi tanpa harus membawa uang tunai.

0

(Puji Purwanto/CN40/SM Network)

DARI  wilayah pedesaan perbukitan di Kabupaten Purbalingga, Sidik Nurcahyo, warga Desa Banjarkerta, Kecamatan Karanganyar kini kebanjiran order proyek 'Smart Home' dari orang-orang luar kota. 'Smart Home' adalah pemanfaatan ponsel pintar untuk mengendalikan lampu jarak jauh, meski pemiliknya bepergian ke luar kota sekalipun.

Kendalikan Lampu Rumah dari Jarak Jauh, meski pemiliknya bepergian ke luar kota

Dengan pengontrolan lampu rumah memudahkan sesorang ketika bepergian jauh (mudik), sibuk dengan pekerjaannya sampai larut malam dan aktivitas lainya. Jadi, mereka tidak perlu meminta tolong ke tetangga untuk menyalakan atau mematikan lampu di rumah mereka, jelas lajang yang saat ini mengajar di SMK 1 Karanganyar ini.

Ide dan kemampuannya membuat alat 'Smart Home' ini didapatkannya usai mengikuti Pelatihan Pengembangan Teknologi Internet of Things (IoT) Program Akselerasi Teknologi Robotika dan IoT (PATRIoT) yang dilaksanakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) di Purbalingga, Agustus lalu. Ide aplikasi 'Smart Home' ini dilatarbelakangi karena melihat kesibukan kerja orang kota yang bekerja pagi hingga malam hari.

Cita-cita kedepan saya akan mengembangkan 'smart home' dengan pemanfaatan sumber energi dari matahari sebagai sumber listrik supaya lebih efisien dan ramah lingkungan. Kalau saat ini kontrol lampu dengan android yang saya buat masih menggunakan listrik PLN, jelasnya.

Dengan keberhasilannya membuat prototipe 'Smart Home' inilah, 'maker' (sebutan untuk inovator IoT, red) asal Purbalingga ini juga beberapa kali menjadi wakil 'orang desa' dalam lomba inovasi tingkat nasional termasuk di Kementerian Dalam Negeri beberapa waktu lalu. Saat ini, ia terus mengadakan riset dan pengembangan prototipe miliknya agar semakin sempurna dan dimanfaatkan optimal oleh masyarakat Indonesia.

Dari permasalahan yang ada di desa, sejumlah prototipe muncul dari orang desa antara lain, alat ukur tekanan air, pendeteksi stunting, alat kesuburan tanah, alat ukur hujan, pengatur suhu ruangan, kartu pintar penduduk, alat otomatis pemetaan, alat pendeteksi jentik nyamuk yang bisa dikendalikan lewat ponsel pintar android. Dengan prototipe inilah, orang desa bisa punya alat sendiri tanpa harus membeli dengan harga mahal kepada orang kota, jelas Andri Johandri, walau alat tersebut juga sudah ada di marketplace sebenarnnya.

Sidik Nurcahyo, ide inovasi dengan basis pemanfaatan teknologi IoT ini juga telah muncul dari peserta pelatihan yang sama dari sejumlah kota antara lain di Majalengka, Pemalang, Tasikmalaya, Pemalang dan sejumlah kota lainnya. Alumni pelatihan Patriot Kominfo ini telah menjadi calon 'makers' IoT pemecah problematika di wilayahnya desanya masing-masing.

0

https://www.suaramerdeka. com/news/baca/198088/wayahe-orang-desa-berinovasi-manfaatkan-iot

0

--

0

0

0

0

0

0

Warga Karangmoncol Buru Kawanan Babi Hutan Lagi

---

Serangan babi hutan ini sudah terjadi lebih dari enam tahun dan kejadian dalam dua tahun terakhir merupakan yang paling parah karena menyebabkan petani tidak bisa panen, katanya di Purbalingga.

KAWANAN babi hutan telah merusak lahan pertanian di Desa Grantung, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, sehingga petani tidak bisa panen, kata Sekretaris Kecamatan Karangmoncol Sapto Suhardiyo.

Dalam perburuan tersebut, kata dia, warga bersama anggota TNI/Polri membawa tombak, parang, dan tiga pucuk senapan.

Oleh karena itu, kata dia, warga Desa Grantung yang didukung Pemerintah Kecamatan Karangmoncol, Polsek Karangmoncol, dan Koramil 11 Karangmoncol menggelar perburuan terhadap babi hutan pada hari Minggu .

Kami berharap dengan adanya perburuan tersebut, tanaman pertanian milik warga bisa aman dari serangan babi hutan, katanya.

Sementara itu, Camat Karangmoncol Juli Atmadi mengakui perburuan terhadap babi hutan harus dilakukan karena keberadaannya sudah meresahkan masyarakat khususnya warga Desa Grantung.

Menurut dia, lahan pertanian yang paling sering dirusak babi hutan itu berdekatan dengan hutan Cahyana dan hutan Serang.

Kepala Desa Grantung Karyono mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Polsek Karangmoncol dan Koramil 11/Karangmoncol dalam melakukan perburuan terhadap babi hutan.

Selain babi hutan, kata dia, warganya setiap hari Minggu juga berburu tikus yang menyerang tanaman padi sawah di Desa Grantung.

Alhamdulillah dalam perburuan kemarin , kami bisa memperoleh dua ekor babi hutan, katanya.

Setiap minggunya, kami menggelar perburuan terhadap tikus dan kemarin  bisa memperoleh 700 ekor tikus. Dengan makin sering berburu tikus, kami berharap tanaman padi di Desa Grantung bisa dipanen, katanya.

Ia mengharapkan dengan adanya perburuan terhadap tikus, petani di Desa Grantung bisa panen padi.

SATELITPOST-Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat (FPR) menuntut pemerintah untuk serius menyelesaikan permasalahan kabut asap di Sumatera dan Kalimantan. Tuntutan tersebut mereka suarakan melalui aksi di Alun-alun Purwokerto, Jumat (13/9/2019) sore.

22 Ribu Jiwa Terpapar ISPA Pernafasan Akut

“Permasalahan kabut asap ini sebenarnya tidak bisa dipisahkan dengan monopoli atau penguasaan tanah secara luas oleh perkebunan untuk kepentingan penanaman sawit, karet, serta kayu untuk kepentingan pembuatan kertas. Oleh sebab itu kita menuntut, Rezim Joko Widodo harus bertanggung jawab atas bencana asap yang terjadi dan telah mengakibatkan berbagai penyakit pernafasan. Serta menjamin seluruh biaya pengobatan bagi korban,” katanya.

Menurut Koordinator FPR Banyumas, Ahmed Khomeni, persoalan kabut asap ini bukan yang pertama kali. Masalah tersebut sudah menjadi persoalan rutin yang datang setiap tahunnya. Sepanjang tahun ini (Januari-September), sudah ada 22.148 jiwa yang terpapar ISPA (infeksi saluran pernafasan akut) di Provinsi Riau, belum daerah-daerah lain.

0

Menurutnya permasalahan tersebut sampai sekarang belum ditangani secara serius oleh Rezim Joko Widodo. Mereka justru saling melempar tanggung jawab antar birokrasi mengenai izin perkebunan besar yang telah diterbitkan.

RMOLJateng. Penyanyi Marcell Siahaan memukau pengunjung Goa Lawa Purbalingga (Golaga) saat tampil pada GoJazz, Minggu (15/9) sore.

Marcell Pukau Penonton GoJazz 2019

Di tengah hawa dingin Golaga yang berada di kaki Gunung Slamet, Marcell tampil menghangatkan dengan tembang melow.

Penonton didominasi perempuan terlihat histeris saat penyanyi dengan tembang populernya Firasat dan Takkan Terganti ini naik ke panggung.

Aksi panggung Marcell Siahaan menjadi puncak acara sekaligus mengakhiri rangkaian even Gojazz 2019 di obyek wisata Goa Lawa.

Di sela menyanyi, Marcell sempat beraksi turun panggung untuk menyalami para penggemarnya. Tak ayal, para penonton pun menjerit histeris.

Musik jazz pun tak melulu diputar di kafe atau hotel yang hanya mampu dinikmati kalangan elit. Kini musik jazz mulai digandrungi kaum milenial

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan, musik jazz tidak hanya diminati kalangan orang tua.

Komplek objek wisata andalan Goa Lawa dinilai strategis untuk menyelenggarakan even itu.

Purbalingga tak mau ketinggalan dengan tren musik jazz yang kian disenangi khususnya kaum milenial.

Tiwi tak memungkiri masih ada kekurangan dalam penyelenggaraan even ini karena baru memulai. Tetapi ke depan, ia optimis penyelenggara akan lebih baik dalam mempersiapkan acara ini secara matang.

Purbalingga tidak mau kalah. Ini yang pertama Goalawa jazz festival. Kelanjutannya ini akan jadi even tahunan dan even pariwisata di Purbalingga, jelasnya.

Usai tampil, Marcel diajak Bupati Tiwi menikmati keindahan Golaga di waktu malam dan juga menikmati suguhan kopi khas Purbalingga di dalam goa. [hen]

Kami harap Gojazz mampu menghibur. Sampai jumpa di gojazz tahun 2020, tandasnya.

RIBUNJATENG. COM, - Bersiaplah kepada seluruh warga Banyumas dan sekitarnya untuk memeriahkan ataupun menyaksikan pagelaran budaya tahunan Grebeg Sura Baturraden 2019.

Grebeg Sura Baturraden 2019 Digelar 22 September

Sebelumnya, pada 19-20 September 2019 akan digelar panggung hiburan dan pameran pariwisata.

Grebeg Sura Baturraden akan digelar 22 September 2019.

Terutama Lokawisata Baturraden yang dikelola Disporabudpar maupun Wana Wisata Baturraden melalui PT Palawi, ujar Kepala Disporabudpar Kabupaten Banyumas, Asis Kusumandani kepada Tribunjateng.com, Minggu (15/9/2019).

Diharapkan dapat menarik minat kunjungan wisatawan ke Kawasan Wisata Baturraden.

Masyarakat juga bisa ikut menyumbangkan gunungan untuk diperebutkan dalam Gebreg Sura Baturraden.

Asis juga mengatakan, Grebeg Sura Baturraden 2019 akan diawali dengan Kemah Sura pada 21 dan 22 September di Bumi Perkemahan Wana Wisata Baturraden.

Siapa saja yang mendukung Baturraden, silakan, apakah dari sponsor atau yang lain.

Dimana itu pula biasanya disediakan tiap desa penyangga Kawasan Wisata Baturraden.

Wakil Ketua Paguyuban Kawula Surakarta (Pakasa) Kabupaten Banyumas, Joko Wiyono mengatakan, pada 23 September pihaknya juga akan mengadakan seserahan kepada leluhur dalam rangkaian Grebeg Sura Baturraden 2019.

Asalkan sudah dalam bentuk barang atau gunungan, bukan berupa uang, imbuhnya.

Gusti Menur dan Gusti Kanjeng Ratu Alit dari Keraton Kasunanan Solo rencananya akan menyerahkan semacam sesaji, ujar Kabid Humas dan Protokol Setda Kabupaten Banyumas itu.

Rencananya Grebeg Sura Baturraden juga akan dihadiri Gusti Menur dan Gusti Kanjeng Ratu Alit dari Keraton Kasunanan Surakarta.

Kirab akan diikuti oleh barisan pembawa tombak Ki Bau Reksa dan Ki Singkir Kala.

Seperti biasa, Grebeg Sura Baturraden akan diawali kirab dari Wana Wisata Baturraden menuju Lokawisata Baturraden.

Ada juga pembawa wedhus kendhit (kambing hitam dengan warna putih melingkar seperti ikat pinggang pada bagian perut), pembawa belisan, dan barisan pembawa tenong.

Setelah itu disusul barisan rontek, pembawa gunungan, serta pembawa jolen berisi tumpeng kuat, tumpeng robyong, dan tumpeng triwarna.

Barulah setelah pembacaan doa, gunungan yang diarak diperebutkan oleh masyarakat dan para pengunjung yang hadir.

Para sesepuh masyarakat kemudian akan melantunkan doa dengan harapan masyarakat sekitar Gunung Slamet selalu diberi keselamatan, keberkahan, dan kemakmuran oleh Tuhan.

Sebelumnya juga dilakukan penyembelihan wedhus kendhit di kompleks pemakaman petilasan atau situs Baturraden.

Sementara itu tumpeng robyong dan tumpeng triwarna akan dilarung di Sungai Gumiwang yang berada di tengah Lokawisata Baturraden.

Pemuda Korban Tawuran Sabetan Celurit di Tegal Dirujuk ke Margono

Kemudian nasi beserta lauk yang dibawa menggunakan tenong dimakan bersama oleh pengunjung usai rangkaian kegiatan selesai. (Permata Putra Sejati)

Tawuran yang terjadi di Jalan Kapten Sudibyo, Kelurahan Debonglor, Kecamatan Kota Tegal itu, dua remaja diketahui terluka.

TRIBUNJATENG. COM, TEGAL - Tawuran remaja yang diduga melibatkan dua kelurahan di Kota Tegal, terjadi pada Minggu (15/9/2019) sekitar pukul 02.00.

Warga setempat yang enggan disebutkan namanya berujar, kejadian itu terjadi di depan rumahnya.

Akibat luka akibat sabetan senjata tajam itu, kedua korban dibawa ke RSU Islam Harapan Anda Kota Tegal.

Awalnya tidak tahu kok terdengar suara berisik, ternyata ada tawuran remaja, terangnya.


Posting Komentar untuk "Sejumlah anak muda di Purwokerto terlihat serius mendiskusikan perusahaan rintisan (startup)"