Guru mental Proyektor

Harus sadar diri bahwa ada pendidik yang menganggap bahwa pembelajaran terbaik adalah menggunakan proyektor. Mereka tipe guru korban sistem.

Cobalah kita sebagai guru sesekali browsing: " america  elementary classroom " atau "best elementary classroom" Yang menonjol di sana adalah hasil karya proyek-proyek anak anak didik. Atau mungkin coba browsing "ruang belajar sekolah jepang" atau " japan elementary classroom" maka pollll yang ada di sana adalah hanya TV, bukan proyektor. Ini bukti bahwa proyektor bukanlah pokok dari pembelajaran.

Adalah kocak sekali jika guru menganggap pengajaran tebaik adalah menggunakan proyektor. Bahkan di jepang, menulisnya masih menggunakan kapur. Bukan menggunakan papan tulis "white board" seperti kita di Indonesia. Apakah ada yang pernah bertanya mengapa??

Setahu saya public speaking terbaik di dunia juga justru tidak menggunakan proyektor. Hanya sekedar lembaran kertas dan spidol. Silakan tonton di youtube. Pernahkan kita tanya mengapa begitu ?

Guru juga adalah public speaking karena menghadapi banyak anak.

Bagi saya pribadi guru terbaik adalah guru yang dalam keadaan darurat bisa menggunakan alat apa adanya namun berhasil mencapai tujuan belajar. Tidak stress ketika penilaian guru tidak ada proyektor. Seakan-akan martabat guru ada di sebuah kotak kecil bernama proyektor.

Ada guru yang sudah membuat slide bagus sekali menggunakan power point untuk penilaian guru.  Namun pas sedang acara berlangsung, ternyata listrik dari PLN padam. Rontok sudah semua rencana pembelajaran yang dibuat.

Rencana pembelajaran terbaik adalah rencana pembelajaran yang mampu bertahan pada berbagai situasi. Hakikat rencana pembelajaran adalah sama seperti membuat rencana kehidupan. Karena hidup itu sendiri adalah sebuah pembelajaran.

Sudahkan guru membuat rencana kehidupan?? Khususnya untuk guru yang jomblo - jomblo?? Bikin rencana kapan menikah saja tidak bisa kok disuruh bikin rencana pembelajaran di kelas ? Ngaca dong..hehe..

Tentu saya tidak anti proyektor. Namun yang realistis saja. Kalau disekolahkan hanya ada 1 proyektor dan lebih sering rusaknya dari pada tidaknya maka tetap media pembelajaran terbaik adalah gurunya. Guru adalah media yang jauh lebih mutlak adanya dalam proses pembelajaran. Bahkan sebenarnya guru adalah kurikulum itu sendiri, jika dikaitkan bahwa ada kurikulum tersembunyi dalam proses pembelajaran. Proyektor sudah ada dalam tubuh sang guru itu sendiri.

Ingat, memakai proyektor terlalu lama juga membuat mata sakit. 




Posting Komentar untuk "Guru mental Proyektor"