Anakku milikku?

Baru kali ini aku merasa aimma benar benar seperti anaku sendiri. Darah dagingku. Ketika berada di Purbalingga. Beberapa detik perasaan yang muncul itu menyadarkanku bahwa selama ini memang ada yang salah keluargaku. Tentu bukan salah yang salah. Namun ada yang tidak tepat.
.
Hal ini mungkin remeh temeh. Namun beberapa detik itu membuat pikiranku membayangkan bahwa anakku sudah besar. Sebentar lagi sibuk dengan sekolah, karir, dan rumah tangga kemudian lepas dari orang tua.
.
Sementara aku belum melakukan banyak untuk anak. Merasa belum memberikan bekal yang pokok. Mengajari anak tentang kehidupan yang benar idealnya. Bukan kehidupan yang sempit. Mengajari anak Al Qur'an terjemah. Dan sedikit nilai nilai yang mungkin bisa menjadi bekal kelak ketika dia hidup mandiri.
.
Bukan seperti ini.
.
Aku tidak mau menyesal.
.
Waktu yang seharusnya ada selalu di pakai oleh orang lain untuk memasukan memasukan sampah ke dalam pikiran anakku. Apakah ini benar akakku?? Tidak. Dia adalah "anak" Tuhan yang harus kita jaga. Anak bukan milik orang tua. Ia milik Tuhan.
.
Seharusnya rumahku, sebagai lingkungan dia , bisa mendekatkan kepadaku. Anak mencari solusi lewat orang tuanya dahulu. Bukan lewat embah, atau eyang, atau yang lain. Tapi itu masih mimpi.
.

Posting Komentar untuk "Anakku milikku?"