Sungguh menyedihkan

Doa di malam penuh emosi
...
Yaa Allah.. aku tahu aku memiliki pengetahuan yang lebih banyak dari istriku.. aku tahu aku sombong dengan wawasanku..
.
Aku pun tahu istriku memiliki pengetahuan yang kecil soal kehidupan.. apa yang dia lihat tentang kehidupan hanya sebatas kebiasaan yang diturunkan dan normalnya manusia zaman sekarang..
.
Yaa Allah, hanya doa macam seperti ini yang bisa membantu menyelesaikan masalah.
.
Anak jatuh, yang muncul hanya rasa kasihan dan khawatir. Bukannya memberi solusi malah terlihat bingungnya.
.
Anak sakit yang muncul hanya rasa cemas dan khawatir. Akhirnya menyerahkan masalahnya kepada ahlinya. Dan bayar.
.
Melanggar aturan, lebih memilih hidup di kehidupan lamanya sebagai anak daripada menjadi seorang istri dan menjalani kehidupan baru. Dengan alasan merawat orang tua.
.
Memang istriku bukan tipe problem solving. Dimana dia datang semua masalah selesai. Namun, Dimana dia datang selalu menuntut agar segalanya sesuai keinginannya.  WC bersih, makanan pas rasanya, dan beragam keluhan yang dia sendiri dirumahnya tidak mengusahakannya. Justru menjadikan bapak sendirinya sebagai pembantu.
.

Banyak hal-hal yang ujung ujungnya minta bantuan orang lain. Dan bergantung pada orang lain.
.
Memang aku harus sadar bahwa istriku bukan istri yang cerdas. Bukan istri yang bersinar keindahan karena kecerdasan nya. Bukan pula seorang problem maker.
.
Pulang kerja hapean. Habiskan waktu untuk hapean. Bukannya HP untuk belajar tumbuh secara keilmuan. Belajar bagaimana mengatasi masalah masalah yang ada seputar rumah, suami, anak, dan sekitarnya. Mencoba memahami seputar kesehatan keluarga. Cari seminar seminar atau pelatihan tentang parenting. Dan sejenisnya. Kalau saya memberikan solusi di anggap menyalahkan.
.
Di hp ada Al Quran nya, mungkin setengah tahun sekali di buka. Yakin wanita seperti itu akan bisa bertumbuh.
.
Padahal saya mencoba membenarkan apa apa yang salah. Saya beri masukan apa yang seharusnya bisa menjadi solusi.
.
Kalau saya nggentak apakah saya marah?? Tidak. Semua hanya teater. Komunikasi dengan orang yang sering marah harus dengan cara marah juga. Masa kok, ngomong sama semut pakai bahasa kecoa. Yaa semutnya gak nyambung. Gentak gentak gentak terus gentak lagi ke anak. Hampir 30% kalau saya pulang pasti denger gentakan. Jarang sekali rumah  slow.
.

Kalau saja istriku tidak punya karakter suka ngatur ngatur segala sesuatu mungkin hidupku akan lebih bahagia. Protektif tapi kurang mengerti bahwa ada banyak hal yang berada di luar sisi benarnya dia. Untuk bersikap fair saja tidak bisa, apalagi disuruh sampai menjadi bijaksana. Memprihatinkan.
.
Sudah saatnya saya sadar bahwa saya memang hidup dengan orang macam itu. Yaa Allah, aku pelan pelan akan sabar, jika bisa. Berharap semut disuruh jadi laron akan susah. Berharap kambing menjadi domba pun sulit. Berharap paus jadi lumba lumba pun sulit. Hanya Engkaulah yaa Allah tempat berandarku, tempat berserahku. Ku serahkan istriku kepada Mu Tuhan.
.
Aku sungguh sebenarnya tidak ingin menghina, merendahkan, dan menjadi seperti orang yang gampang marah. Namun pikiran ini kadang hang.
.
Di dalam rumah. Hal hal sepele bisa jadi serius. Hal hal serius bisa jadi ajang bercanda. Istriku kebanyakan tidak bisa menempatkan mana yang seharusnya bercanda dan seharusnya serius. Dan saya begitu sangat kecewanyaa kalau harus menghadapi hal itu.
.
Hahh sudahlah.. komunikasi dengan istri harus banyak bercandanya. Banyak tidak seriusnya. Sampai ada air mata tertetes,  baru istri sadar bahwa itu salah. Terus terulang. Tidak serius, lalu ada tangis baru sadar kesalahan. Terus terulang. Tidak serius, lalu ada tangis baru sadar kesalahan.
Terus terulang. Tidak serius, lalu ada tangis baru sadar kesalahan. Terus terulang. Tidak serius, lalu ada tangis baru sadar kesalahan.
.
Hal hal yang serius di pandangan saya, ternyata menjadi hal hal sepele di pandangan istri. Dan sebaliknya, itulah yang membuat sering terjadi konflik. Menurutku.
.
Memang beda wawasan beda sudut pandang.. Sungguh menyedihkan..

Posting Komentar untuk "Sungguh menyedihkan"