Uangnya di market

*UANGNYA DI MARKET*

Kang Rendy Business Notes,
Ahad, 26 Januari 2020

*Subscribe* >> http://bit.ly/gabungkrbn

**********

Cara berfikir fatal adalah ketika meyakini bahwa di perusahaanlah uang itu berada. Banyak yang meyakini bahwa di bisnislah uangnya ada. Padahal gak begitu.

Pemikiran seperti ini yang membuat tim manajemen berfokus pada perusahaan, produk dan internal. Gagal memperhatikan market. Karena gak merasa market yang punya uang.

Kami dapat cerita dari Ibu Nurhayati Subakat, pendiri Wardah. Di etape tahun 90an Pabrik Wardah terbakar. Stock bahan baku ludes, alat-alat semua ludes. Pabrik habis. Asset fisik secara hitungan habis.

Alhamdulillah, supplier dan vendor terus mendukung dan percaya. Bahan baku dikirim lagi, alat-alat pabrik disupport lagi. Ibu Nurhayati bisa bergerak lagi, dan mengembalikan semua kewajian. Alhamdulillah.

Kenapa demikian? Karena pelanggan Wardah masih ada, produk masih dicari, ada demand di pasar yang terus bergerak.

Sekarang mari kita balik, pabriknya masih ada, bahan baku lengkap, alat-alat memadai, tetapi pelanggan tidak ada. Maka revenue juga tidak akan mengalir.

Di video Episode 1 Majelis Saudagar Hijrah ini, kami dari The Sulaiman Institute mengajarkan kepada para pengusaha muslim untuk membenahi ulang konsep berfikir, bahwa uang itu ada di market.

Maka bisnis adalah melayani kebutuhan market, bukan kebutuhan owner.

Maka bisnis adalah menyelesaikan masalah market, bukan menyelesaikan masalah owner.

Maka bisnis haruslah market oriented, bukan owner oriented.

Kebertumbuhan bisnis dimulai dari cara berfikir yang benar terkait market.

Semoga pengajaran ini bermanfaat. Semoga mendorong lahirnya banyak pengusaha yang kokoh.

URS - The Sulaiman Institute
Islamic Empowering Movement

******

Guna mendapatkan tayangan 61 menit pengajaran Episode 1 Majelis Saudagar Hijrah, silakan ketik "MSH 1 - Nama - Domisili" kirim WA 082136353986

*********

_Silahkan copaste dan forward tulisan ini ke jejaring sahabat Anda. Semoga manfaat_

Posting Komentar untuk "Uangnya di market"