Kacang Lupa kulit nya by yasirli amri

Yasirli Amri
“Pak guru harusnya mau belajar ke mastah yang iklannya miliaran per hari itu biar bisnisnya pak guru bisa maju, jadi orang jangan sombong”...
“Lihat tuh guru dia lebih sholeh dari guru kita”...
“Di perusahaan itu kayaknya lebih jelas ga kayak di perusahaan tempat kerja kita ini”...
Pernah dibanding bandingkan oleh karyawan atau murid atau orang yang sedang dibimbing?...
.
Jangankan om tante...
Saya saja yang sudah belasan tahun di dunia bisnis khususnya digital entrepreneur ini pun masih sering dibanding bandingkan dengan yang lain, dan bahkan dengan orang orang yang jauh di bawah saya...
Satu tahun yang lalu salah satu murid saya “menyarankan” saya untuk belajar sistem ke seorang mastah yang katanya iklannya miliaran per hari...
Saat itu murid yang saya didik dari nol hingga sukses dan jadi orang terkenal itu setiap ketemu saya selalu menyampaikan hal tersebut...
“Harusnya saya belajar ke si anu lah, harusnya saya berteman dengan si ini itu lah dan lain lain yang menurutnya ‘cangkangnya’ terlihat keren”...
Hingga suatu hari saya katakan ke dia...
“Kamu ini hanya melihat cangkang doank dan tidak tau apa yang saya tau...
Salah satu orang yang kamu sebut itu pernah datang ke kantor tim saya untuk belajar bagaimana memulai brand lokal karena bisnisnya lagi down...
Saya suruh tim dan istri saya ngasih tau gimana ‘isi dapur perusahaan saya’ ke dia dan timnya...
Tim dan istri saya lalu ngasih tau dimana pabrik, gimana sistem, cara closing dan lain lainnya...
Kenapa?...
Karena saya senang ngebantu orang kalau orang itu tulus, dan saya pun senang ‘nguji orang’ (sampai mana dan kapan dia memperlihatkan niat aslinya), jika saya lihat ‘ada hal lain’ ke depannya...
Dan asal kamu tau, beberapa orang orang yang kamu sebut tadi lah yang akan membuat kamu menyesal nantinya jika suatu saat kamu tersadarkan...
Tinggalkan orang orang itu atau saya yang akan meninggalkan kamu”...
Kata saya saat itu...
Singkat cerita dia lebih memilih orang yang menurutnya keren itu, dan singkat cerita pula yang saya katakan dulu itulah yang terjadi...
Murid yang sudah saya bimbing dari nol dan bahkan sudah saya anggap seperti saudara itu saat ini tidak lagi ada di perhatian saya...
Saya pernah berkata ke istri saya...
“Aku sengaja nguji dia dan si itu...
Aku pengen lihat sampai mana dia...
Jangan bersedih lagi...
Aku guru mereka...
Aku bakal menceritakannya ke ALLAH agar ridho disetiap ilmu yang aku ajarkan ke mereka itu dicabut...Mereka akan paham dan kembali sadar ketika semua yang dijalaninya itu selalu berat dan berakhir di kebuntuan”...
Saat ini...
Salah satu orang yang dianggap keren oleh murid saya itu, orang yang meniru persis produk istri saya, dan orang yang ‘membawa’ murid saya itu, sekarang produknya sudah tidak terdengar lagi, kerjasamanya dengan murid saya itu mungkin sudah bubar, dan mungkin juga sekarang inu dia sedang dihujani berbagai feedback negatif karena ‘workshop’ anu...
Untuk si murid itu, tim saya pernah bertanya ke saya kapan murid itu akan saya rangkul lagi?...
Saya lalu menjawab...
InsyaALLAH nanti hati saya bakal mau ngerangkul dia lagi kalau dia sudah menceritakan kesalahannya ke ‘guru ngajinya’ dan bermimpi melihat saya sambil tersenyum”...
.
Lanjut lagi...
Beberapa waktu yang lalu...
GM saya menyampaikan bahwa saat ini ada tim yang membanding bandingkan “kesholehan” orang yang membimbingnya dan hal itu membuatnya down...
Karena tim tersebut adalah salah satu tim yang direkomendasi oleh management dan masuk di list khusus, maka saya pun menanggapi hal tersebut...
Saya lalu bilang ke GM saya...
“Namanya juga bocil, mereka akan sulit melihat kebaikan yang ada di dekat mereka dan mereka pun lebih memilih hal yang belum tentu benar pula...
Ibarat seorang yang sedang memuji muji indahnya cahaya bintang......
Mereka hanya memuji bintang itu saja dan mereka lupa berterima kasih ke kedua matanya, padahal dengan kedua matanya itulah dia bisa melihat bintang itu...
Artinya banyak orang seakan akan bisa melihat sedikit kebaikan yang terkesan wow dari orang yang belum mereka kenal, tapi mereka sering melupakan banyak kebaikan yang selalu ada di dekatnya...
Kamu sampaikan ke tim itu kata kata saya tadi...
Tanyakan juga ke dia apakah orang yang dianggapnya sholeh itu pernah bersusah payah membimbingnya?, pernah sengaja sholat malam untuk mendoakannya?, dan apakah orang itu pernah mengantarkannya ke tanah suci seperti yang kamu lakukan?”...
Kata saya ke GM sambil tersenyum...
.
Yang terakhir...
Baru baru ini banyak dari tim (salah satu divisi perusahaan) saya yang membanding bandingkan “Di perusahaan itu kayaknya lebih jelas ga kayak di perusahaan tempat kerja kita ini”...
Hal tersebut dimulai dari salah satu tim yang sering melihat berbagai motivashit yang menurutnya keren dan kemudian menyebarkannya di kantor...
Karena saat itu kondisi di kantor sudah cukup crowdit, maka saya pun langsung mengambil alih untuk membereskannya...
Saat itu saya katakan ke mereka...
“Kira kira menurut kalian perusahaan apa yang paling bonafit?...BCA?, Air Asia?, atau apa?...
Kalian ini fresh graduate yang minim skills...
Berapa lama kira kira kalian bisa mendapatkan gaji sebesar sekarang ini jika kalian bekerja di perusahaan yang kalian anggap bonafit itu?...
Di BCA gaji awalnya hanya sekian dan butuh waktu 5 tahun agar bisa dapat gaji seperti sekarang...
Dan di perusahaan perusahaan itu tidak ada makan gratis, tidak ada pembinaan dan tidak akan ada yang namanya kekeluargaan, semuanya kapitalis dan harus sesuai target...
Disini kalian disiapkan makan, diajarkan ini itu, dinyamankan, didengarkan dan bahkan dibimbing hingga bisa lekas jadi pemimpin...
Saat ini kalian sudah tau bahwa tanpa kalian pun insyaALLAH saya dan pemimpin kalian lainnya masih bisa mendapatkan banyak rezeki...
Kalian juga tau kalau saat ini banyak orang yang ingin jadi tim atau belajar di saya...
Kalian paham kalau kalian itu beruntung bisa disini...
Kenapa kalian masih berpikir yang tidak tidak?...
Ingat kata kata saya ini...
Saya bisa saja mengganti kalian dengan orang orang profesional, buat apa saya menggaji banyak orang yang tidak bersyukur...
Toh lebih profitable jika saya langsung menghire orang orang yang profesional...
Tapi istri saya selalu mengingatkan saya agar tetap mau membina kalian karena tujuan perusahaan ini bukan ingin kaya sendiri tapi untuk membantu banyak orang...
Kalian lihat saat ini banyak perusahaan yang bangkrut?...
Dan kalian lihat saat ini perusahaan kita malah menghire lebih banyak orang lagi dan malah berencana untuk menaikkan gaji?...
Saya ga mau dengar lagi ada yang tidak bersyukur dari kalian...Perusahaan ini kalian jelek jelekkan tapi kalian masih mengharapkan gaji, itu sama saja dengan meminum air yang sudah kalian ludahi...
Detik ini juga silahkan keluar jika kalian tidak suka bekerja di perusahaan ini”...
Kata saya saat memimpin langsung briefing tim...
Saat itu saya juga mengarahkan management untuk langsung mengeluarkan tim yang menyebarkan hal negatif tersebut dan membenahi tim lainnya...
“Sampaikan ke tim kalian itu bahwa pemimpinnya selalu memikirkan mereka setiap saat, mulai dari bangun hingga sedang tidur sekalipun...
Pemimpinnya tidak pernah mengeluh, pemimpinnya tidak boleh menyerah, dan harus mau bekerja keras kapan pun dan dimana pun itu...
Kondisi seperti apa pun pemimpinnya harus selalu siap fight, dan fightnya itu pun bukan hanya untuk keluarga si pemimpin itu saja tapi untuk semua keluarga dari orang orang yang dipimpinnya...
Sanggupkah mereka jika diposisi itu?...
Ajarkan juga tim kalian itu adab yang lebih baik dan beritau juga bagaimana realita kehidupan agar mereka bisa mensyukuri sebutir nasi yang mereka makan”...
Kata saya ke management...
Alhamdulillah saat ini tim salah satu divisi tersebut sudah mulai ada perubahan yang cukup baik...
.
Begitulah om tante...
Jaman edan sekarang ini banyak kacang bukan lagi cuma lupa sama kulitnya tapi dah lupa juga sama yang nanem dan yang ngerawatnya ...
.
Semoga postingan panjang ini bermanfaat...
Salam,
Yasirli Amri

Posting Komentar untuk "Kacang Lupa kulit nya by yasirli amri"