Judgement by Christina lie

Christina Lie
Kali ini bahasannya soal JUDGMENT
Sebenarnya ini kalau gw bilang mirip dengan apa yang diulas di LOA (law of attraction), tapi gw persempit bahasannya ke judgment.
Jadi tanpa kita sadari, orang-orang yang terlibat di hidup kita ini.
dimana menurut kita itu error
Salah satu faktor penyebab yang turut menyumbangkan error-nya itu adalah pikiran kita sendiri yang terus menerus menganggap dia error. Terus menerus ini digaris bawahi ya, jadi bukan sesekali aja.
Apalagi kalau ini ke anak sendiri, pasangan sendiri, dimana kita ini adalah orang terdekatnya (inner circle)
Tentunya memang kita berpikiran negatif terhadap seseorang itu bukan juga tanpa adanya alasan, mungkin pernah ada perilakunya di masa lalu yang begitu melekat di pikiran kita sehingga kita men-capnya seperti itu.
Saya kasih contoh anak.
Ada seorang ibu yang dari anaknya kecil selalu merasa anaknya ini gak bisa mandiri tanpa dirinya, dan pemikiran ini terbawa terus hingga anaknya dewasa, meskipun si ibu ini sudah mencoba "melepas" anaknya agar mandiri, tetap saja si anak kok selalu tersandung sana sini, sulit survive.
Beberapa kali gw kalau lagi kumpul acara keluarga, atau ketemu ibu-ibu gitu, yang biasanya suka jadi ajang ngomongin anak.
Ya pernahlah terdengar kata seperti
"duh anak saya yang kecil itu sih susah, apa-apa carinya saya, saya juga heran bisanya apa sih nih anak, udah gede padahal bentar lagi lulus kuliah"
Ngomongnya ke banyak ibu-ibu di hadapannya, bahkan sambil sekilas terlihat seperti tersenyum bangga bahwa anaknya meskipun sudah besar masih butuh bantuannya.
ini ibunya loh.. ibunya sendiri yang mencap anaknya seperti itu.
Omongan ibu itu ibarat doa.
Dan ini berkali-kali saya liat sendiri kejadian dimana anak yang kayaknya susah sekali mandiri, biasanya ada faktor dari orang tuanya sendiri yang memiliki pikiran negatif terhadap anaknya.
====
Begitu juga dengan pasangan,
Istrinya selalu secara terus menerus, bawaannya curigaan, cemburuan gak jelas, mungkin juga karena pengaruh keseringan nonton drakor TWOTM atau terhanyut dengan cerita curhatan teman-temannya yang memiliki masalah Rumah Tangga.
Kecurigaan tak beralasan meskipun gak pernah ada precedent history dimana suaminya itu selingkuh atau kecentilan.
Sampai akhirnya suaminya selingkuh beneran.
Pikiran yang berulang itu punya gelombang wave yang bisa mirror ke pikiran orang-orang terdekat.
Ibarat otak suaminya yang tadinya lempeng saja, jadi terkontaminasi dengan wave pikiran pasangannya sendiri hingga beneran jadi error.
Jadi, jangan sampai pikiran kita sendiri menarik hal yang kita tidak inginkan.
----
Pernah nggak ketemu orang yang kita sama sekali gak kenal, tapi pas ketemu orangnya, meskipun orang tersebut diam saja, tapi kita merasa damai, auranya itu positif banget.
Karena agak susah menjelaskan bahwa pikiran itu punya magnet atau gelombang wifi lah istilahnya, kalau kita sendiri gak percaya istilah aura positif, energi positif.
gue pernah nonton di youtube, tapi gw lupa judulnya apaan. Jadi ada rekaman taman bermain anak yang tadinya anak-anaknya pada berkerumun lagi asik main-main disitu, gak lama ada mobil lewat di tepi taman tersebut, dari kejauhan, dan anak-anak yang tadinya asik bermain, langsung berhamburan, ada yang lari ke mamanya minta peluk, ada yang dari berdiri langsung duduk.
Ternyata mobil ini lagi bawa penjahat kriminal kelas kakap, padahal tanpa sirene, tanpa apapun.
Video rekaman ini hanya ingin membuktikan bahwa ada energi disekitar kita yang bisa konek ke orang-orang sekitar.
=====
Hal simple yang gue sendiri lakukan ke anak sendiri,
gue jujur lah ya, kalau lagi mumet sama anak, pasti keluarlah kata-kata ngeluh.
Tapi ya kalau kita ibaratkan bahasa yang keluar dari mulut gw ke anak ini, adalah bahasa pemrograman subsconcious dia.
gw mulai lebih hati-hati ketika ngomong.
misal gw ngeliat anak gw ini tuh susah bener disuruh mandi..
sampai akhirnya gw men-cap dia di otak gw, kalo ini anak tuh gak suka mandi kayak gue.
Jadi kayak ya sudah lah.., bahkan sering gw bilang ya ke dia, ya udah lah gak usah mandi, masih cakep wkwkwkwkw.
Tapi akhirnya ya gw rubah dong, pas lagi ada dia.. gw sok ngomong ke orang lain.. si Amy sih rajin mandi daripada gue.. dia minimal sehari sekali mandi lah (gw ngomongnya pelan, tapi memastikan dia denger)
Dan ya gw mulai menghilangkan pikiran kalau anak gw gak suka mandi..
Ya sekarang jadi beneran rajin mandi deh itu anak wkwkwkwkwkw.
=========
Jadi ya mulailah lebih sering berbicara yang baik, berpikir yang baik tentang orang-orang sekitar.
Untuk eksternal (diluar keluarga), kalau ternyata ketika kita sudah mikir baik, lalu perasaan kita gak enak, alias badan kita kasih sinyal bahwa apa yang kita omongin itu kurang tepat. Ya sudah, gak usah dipikirin apa-apa.
Tidak berpikir positif, bukan berarti harus berpikir negatif toh? masih ada pilihan untuk "ya udah jangan dipikirin"
macem misal gw merasa si Suneo itu manipulatif, ya gak usah jadi pikiran gw terus menerus. Dan gak usah juga gw mikir si Suneo ini bisnis etikanya juara. simply don't think about it.
Demikian..
2 jam · Publik
Simpan · Lainnya

Posting Komentar untuk "Judgement by Christina lie"