Bisnis itu seni bukan ilmu pasti by armala

Anak muda ini bertanya: "coach, saya kan ada bisnis khimar, kemudian saya menulis buku tentang reseller; eh akhirnya banyak yang berkonsultasi terkait itu, kemudian saya juga mendapat amanah dari kang Dewa Eka Prayoga untuk memasarkan salah satu bisnisnya. Menurut coach, apakah saya harus fokus di satu bisnis saja atau ketiganya bisa dijalankan?"
"Omsetnya khimar sekarang berapa? Dan seberapa besar mampu kamu tingkatkan" ujarku balik tanya

Ia kemudian menyebutkan angka.

"Bisnismu itu masih kecil, dan kamu masih muda. Coba saja jalankan banyak bisnis, bukan hanya tiga yang tadi disebutkan. Tambah lagi silahkan. Banyak pengusaha besar yang baru sukses di bisnisnya yang kesekian. Bukan di bisnis pertamanya. Dan tidak perlu menunggu bisnis yang ada tutup dulu. Langsung saja jalan paralel.
Coba tanya bu Mulyani Dea sebelum sukses mengembangkan Dea Bakery beliau sudah mencoba banyak bisnis.
Silahkan check juga pengusaha-pengusaha besar lainnya yang kamu kenal.
Nanti setelah ketemu bisnis yang 'fit', yang skalabilitasnya besar, keluarkan semua peluru meriam mu disana" jawabku

"Bagaimana cara mengelola banyak bisnis secara berbarengan?"tanyanya

"Bentuk tim lah... tak mungkin kamu melakukan semuanya seorang diri"

"Siap, coach! Berarti nanti setelah satu bisnisnya ketemu yang fit, setelah besar, yang lain ditinggalkan ya?" Tanyanya lagi

"BUKAN. Bukan begitu! Biarkan semuanya hidup, tidak perlu dimatikan. Saya pun punya beberapa bisnis. Ada yang besar, ada yang kecil. No worries tentang itu. Bisnis itu kan seni bukan ilmu pasti" ujarku menghentikan percakapan karena sudah sampai di tempat makan 😊

Oh ya, anak muda ini mas Latif Setiawan

____

KECEWA KEPADA INDOSAT OOREDOO

Saya menggunakan beberapa nomor telepon indosat bisnis sejak beberapa tahun yang lalu. Namun sejak bulan Maret lalu pihak Indosat Ooredo menghentikan salah satu layanannya secara sepihak, tanpa pemberitahuan kepada kami sebagai pelanggannya. Yang mengherankan adalah tagihan paket bulanannya terus berjalan hingga saat ini.

Kami mengirimkan keluhan atas kejadian ini sejak tiga bulan yang lalu, dengan nomor tiket 2-418095463802. 
Dari tanggapan email yang pertama menanggapi keluhan, semua pihak terkait ditembuskan kepada emailnya masing-masing. Kesannya sangat sigap membantu menyelesaikan persoalan pelanggan. Namun dalam prakteknya, pengaduan kami dipingpong kesana kemari hingga hari ini tak ada penyelesaian. 

Tentu saja ini menambah daftar kekecewaan kami kepada indosat ooredoo setelah dua-tiga tahun lalu juga mengalami kejadian yang sama. Dipingpong ke antar bagian, dan sulit untuk menghubungi mereka, meskipun punya layanan pengaduan dan call centre; yang sepertinya hanya untuk formalitas saja. 
Keluhan pada waktu itu adalah adanya tagihan yang tidak sesuai dengan pemakaian.
Sampai akhirnya saya memutuskan untuk menutup semua nomor (ada puluhan nomor) yang digunakan oleh karyawan operasional kami pada salah satu unit bisnis kami.

Saat ini, masih ada belasan nomor Indosat Ooredoo yang kami gunakan untuk dua perusahaan berbeda. Saya terpaksa minta kepada tim untuk segera berganti operator di bulan ini juga, agar dua kejadian diatas tidak berulang lagi.

Semoga teman-teman yang menggunakan operator Indosat Ooredoo dapat berhati-hati.

____

"Coach... kenal Dodi Zulkifli?" pertanyaan ini diajukan banyak klien dan coachee saya, 3-4 tahun yang lalu.

Mereka banyak mengeluh tentang "pesanan" nya yang tidak jelas waktu penyelesaiannya. Ada yang sudah 6 bulan, 10 bulan, bahkan 24 bulan; menunggu kepastian.

Kemudian saat ada rute ke Semarang, saya menghubunginya untuk bertemu.
Saya menyampaikan keluhan klien2nya. 
Ia pun mengakui bahwa cara kerjanya masih tradisional.
Kewajiban untuk mengingatkan kepada rekan sesama satu profesi, sudah saya kerjakan.

Beberapa bulan kemudian, tepatnya Agustus 2018 ia menghadiri kelas saya BFS (Business Fundamental Skills) lalu ikut WCM (World Class Manager) dan TSE (The Strategi of Execution). 

Setelah itu ia minta bisnisnya untuk didampingi. 
Karena keterbatasan tim, permohonannya belum dapat kami penuhi.

Kesungguhanya mengembangkan bisnis, ia tunjukan dengan kegigihannya untuk mendapatkan waktu saya.
Menjemput saya di bandara lalu mengantar ke hotel atau tempat klien, sekedar untuk bertemu dan menanyakan beberapa solusi saat menemui kendala dalam menerapkan materi yang diperolehnya dari 3 pelatihan di atas. Pernah satu kali bahkan menemani saya terbang ke Medan, sekedar untuk berdiskusi selama perjalanan.

Melihat keseriusannya, pada Maret 2019 saya memutuskan untuk datang ke Neyma Brand Identity di Semarang untuk menyempurnakan business proces yang dimilikinya. Memberi arahan langsung pada tim nya.

Akhirnya mereka mampu menyusun sebuah sistem. Mereka berhasil mensistemasi setiap proses untuk menghasilkan karya kreatif nya.
Dengan demikian, sebelum menerima pesanan ia sudah bisa menghitung leadtime untuk pengerjaan projectnya. Kepastian penyelesaian pesanan, sudah dapat ditentukan.

November 2020 ia datang bersama tim nya ke rumah saya di Kuningan. Ia ingin menyempurnakan lagi proses bisnisnya. Ia juga menyampaikan bahwa ordernya sudah full sampai sampai 10 bulan ke depan. Karenanya minta saran agar mampu memperbanyak penyelesaian project, dari 4 job menjadi 6 job per dua bulan.

Setelah dibedah, saya melihat peluang peningkatan produktivitas. Bukan lagi dari 4 menjadi 6 job, namun minimal 8 job bisa diselesaikan.

Empat bulan lalu, saya beritahukan bahwa kami punya slot waktu 5 hari dalam sebulan untuk mentoring program, apakah mau diambil?
Ia pun langsung menyambar nya.

Sebelum mulai, saya bertanya kepada tim penjualan: "jika tim operasional berhasil meningkatkan produktivitasnya, apakah AE bisa mendatangkan banyak order?"

Mereka menjawab: "tenang coach, job untuk delapan bulan kemudian sudah di tangan" 

Hari ini saya bilang kepada mereka: "tumpukan ordermu sudah diselesaikan tim operasional. Job untuk 8 bulan sudah selesai dalam 3 bulan. Katanya tenang. Mana lagi job order nya?" 🤭
____

Dalam mendampingi klien yang bergerak dibidang "creatives" ini, kami memangkas banyak aktivitas yang tidak bernilai tambah, dan atau memindahkan aktivitas tertentu kepada orang atau bagian tertentu. Singkatnya kami mendesain ulang proses bisnisnya.

Hasilnya, satu project pekerjaan yang biasanya membutuhkan waktu sepuluh bulan, kini bisa dituntaskan dalam enam bulan.
Ini sebenarnya baru tahap awal. Karena di tahap kedua, akan kami pangkas lagi menjadi empat bulan.

Saya bertanya kepada manajer nya klien yang terlibat penuh dalam 'redesign business process' ini, dan baru saja mempresentasikan kemajuannya:
"Sekiranya kami tidak lagi memberikan supervisi, dan memintamu untuk memimpin tahap kedua. Seberapa confident melakukannya?" 

"Hhmmm... 90 persen, coach. Sepuluh persen nya lagi, masih perlu untuk consult" jawabnya percaya diri

Satu lagi pertanyaan saya: "menurut mu, apakah waktu nya bisa dipangkas untuk bisa lebih cepat lagi dari empat bulan?"

"Saya optimis bisa dua bulan, asal beberapa persoalan dapat kita selesaikan" jawabnya mantap

CEO perusahaan yang hadir dalam meeting, langsung terpesona dan berdecak kagum. Tak lupa, ia langsung memberikan apresiasi.

Saya kemudian melanjutkan: "tolong list semua persoalan dimaksud. Mari segera kita bereskan satu-persatu"

- - -
Begitulah cara kami bekerja dalam "management business assistance" yang kami sebut sebagai program pendampingan.

Setelah project berakhir nanti, baru saya buka nama klien nya yaa 🙏
___

Posting Komentar untuk "Bisnis itu seni bukan ilmu pasti by armala"