5 Bahasa Cinta




Sakinah adalah perjuangan suami istri sampai seseorang mati. Mengapa menikah adalah ibadah?? Karena ada perjuangan komunikasi di bagian itu sampai mati. Bisa jadi suami tetap akan bertengkar walau sudah tua. 


Berdasarkan bahasa cinta, istriku adalah tipe "receiving gift". Tipe hanya merasa di cintai jika diberi diberi diberi. 

Kemudian word of affirmation. Merasa di cintai jika aku ngomongnnya bukan berdasarkan logika. Tapi berdasarkan kata kata yang persuasi. Biarpun itu tidak benar asal bersifat sanjungan dan sejenisnya akan di terima. 

Dia tidak merasakan bahwa aksi melayani (acts of service) yang aku lakukan adalah bagian dari bentuk cinta. Dia tidak merasa bahwa pekerjaan suami yang bisa di sambi-sambi adalah bagian quality time. 

Mengapa bisa begitu ?? Karena itu bukan bahasa dia. Ibaratnya dia ngomong pakai bahasa Inggris saya ngomong pakai bahasa Arab. 

Solusinya bagaimana ? Solusinya aku harus belajar bahasa yang dia sukai. 

Latar belakang waktu kecil mempengaruhi. Jika seseorang sewaktu kecil merasa senang, merasa dicintai jika diberi ini itu diberi ini itu menyebabkan seseorang merasa bahwa jika di beri dia merasa di cintai ketika sudah dewasa.

Atau sebaliknya, jika seseorang ketika kecil tidak pernah diberikan sesuatu. Dia kecewa. Ketika besar dia menuntut. Untuk di beri di beri di beri diberi. 

_________________
Istri berniat membelikan suami celana. Lalu suami berkata, saya tidak butuh  celana. Mungkin istri langsung pikirannya stuck. Tidak ada jalan keluar. Akhirnya tersampaikannya dengan marah.

Dia merasa bahwa dengan memberi dia merasa eksis, merasa dicintai, merasa mencintai juga. bisa membuat orang lain  senang. Termasuk suami. Termasuk ke dirinya sendiri. Dia senang jika di beri sesuatu. Apalagi waktu lebaran. Umumnya orang seperti itu. 

Tapi aku spontan saja berpikir. Celana masih cukup. Buat apa menumpuk pakaian yang tidak dipakai. 

Kalau ada yang bertanya mengapa tidak ngumumi orang ?? Saya ngumumi orang kok. Tidak selalu lebaran beli baju baru. Orang tua kebanyakan belinya hanya untuk anak mereka. Bukan untuk dirinya sendiri. 

Lha terus jalan keluarnya bagaimana ?? Mungkin biarkan beli baju saja. Biarkan di tumpuk saja bajunya. Biarkan tidak dipakai. Lalu suatu saat baju tersebut di berikan kepada orang lain. Sebagai sedekah baju bekas layak pakai.

Sebenarnya yang katro saya juga. Pikirannya tidak sejauh itu.  Melarang-larang membelikan. Untuk apa ?? Seharusnya biarkan saja. Aku harus lebih bijak.

Posting Komentar untuk "5 Bahasa Cinta "