Keberadaan adalah satu by osho Indonesia

Chakshusmati Vidya

Manusia itu buta. Dia tidak bisa melihat reaalitas apa adanya. Kita memiliki mata, tetapi kita hanya dapat melihat yang ilusi. Hanya penampakannya yang terlihat, bukan realitas yang asli. Realitas yang asli telah diabaikan. Itu sebabnya orang-orang yang sudah paham menyebut manusia itu orang buta.

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Jika engkau memiliki mata, lihatlah. Jika engkau memiliki telinga, dengarkanlah." 

Tentu saja, murid-murid Yesus tidak buta, juga tidak tuli. Mereka memiliki mata yang sama seperti mata kita, mereka memiliki semua indra yang kita miliki. Yesus pasti mengacu pada mata yang lain atau pada indra yang lain.

Mata yang hanya bisa melihat ke luar adalah mata yang buta kecuali mata itu juga mampu melihat ke dalam. Jika engkau tidak dapat melihat dirimu sendiri, engkau buta. Orang yang tidak dapat melihat dirinya sendiri, apa lagi yang bisa dia lihat? 

Apa pun yang dilihatnya, apa pun pengenalannya (akan segala sesuatu), tetap didasarkan pada kebutaan yang dalam. Kecuali engkau mampu melihat dirimu sendiri, kecuali engkau berbalik ke dalam dirimu, kecuali engkau dapat melihat kenyataan dirimu yang sebenarnya, apa pun yang kau temui di dunia luar hanya akan menjadi penampakan. 

Hal yang sama akan terjadi secara proporsinal: semakin engkau menembus ke dalam dirimu, semakin engkau dapat menembus ke luar, karena realitas adalah satu.

Jika engkau tidak mengenal diri sendiri, semua pengenalanmu, semua pengetahuanmu hanyalah palsu.

Tanpa pengenalan akan diri, tidak ada pengenalan akan apa pun. Engkau dapat terus mengenali dan mengetahui; engkau dapat terus mengumpulkan lebih banyak informasi, tetapi informasi itu akan tetap menjadi informasi yang mati karena informasi itu kau pinjam. Matamu tidak akan pernah menjadi mata yang tahu.

Bagaimana mencapai mata yang dapat menembus ilusi dan dapat menemukan yang nyata? Ini akan menjadi dasar dari seluruh Upanishad. 

Di masa lalu itu disebut chakshusmati vidya, kebijaksanaan yang melaluinya mata dapat mencapai (realitas yang asli). Tetapi hal pertama yang harus selalu diingat adalah bahwa kita buta, kita mati, kita adalah ilusi. Kita adalah hal-hal yang menjadi impian kita.

Mengapa mata kita tidak bisa melihat realitas yang sebenarnya? Karena mata kita dipenuhi dengan banyak mimpi dan pikiran, sehingga apa pun yang kau lihat, engkau tidak melihat realitas apa adanya.

Engkau memproyeksikan ide-ide, pikiran dan impianmu di atas realitas itu. Seluruh dunia hanya menjadi layar proyeksi, dan engkau terus memproyeksikan sesuatu. Apa pun yang kau lihat di luar, engkau telah meletakkannya sebagai proyeksimu. Engkau hidup di dunia yang diciptakan manusia, dan semua orang hidup di dunianya sendiri. Dunia itu terdiri dari proyeksinya sendiri.

Kecuali jika matamu benar-benar kosong, kecuali jika tidak ada isi di dalam matamu, tidak ada pikiran, tidak ada awan; kecuali engkau menjadi seperti cermin, murni, polos, tanpa isi, engkau tidak dapat menemukan realitas yang sebenarnya.

Realitas yang sebenarnya hanya dapat dilihat melalui mata yang terbuka, mata yang kosong. Realitas itu tidak dapat dilihat melalui mata yang terisi.

Semua seni atau ilmu meditasi terdiri dari: bagaimana membuat matamu seperti cermin, mata yang tidak memproyeksikan - hanya melihat apa yang ada, tidak menciptakan, tidak membayangkan, tidak menambahkan apa pun padanya. Mata yang hanya melihat segala sesuatu sebagaimana adanya. 

Engkau tidak pernah melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, engkau selalu melihat melalui pikiranmu. Dengan pikiranmu, engkau mewarnai segala sesuatu.

Manusia tidak dapat melihat realitas yang sebenarnya karena manusia terus memproyeksikan ideologinya. Semua ideologi adalah buatan manusia sendiri, keberadaan tidak menghidupkannya, engkaulah yang menciptakannya. 

Itulah mengapa dikatakan berulang-ulang di seluruh dunia - Eckhart Tolle dan Boehme di Barat, Rinzai di Jepang, Lin Chi di Cina, Buddha di India - di mana pikiran seperti cermin muncul, dikatakan bahwa tidak ada yang buruk dan tidak ada yang baik. Tidak ada iblis dan tidak ada tuhan - keberadaan adalah satu. 

Jika engkau dapat menerima keberadaan tanpa interpretasi apa pun, untuk pertama kalinya egkau menciptakan jalan yang dapat menuju kebenaran.

Engkau tidak dapat membawa pikiranmu kepada kebenaran. Jika engkau membawa pikiranmu, apa pun yang kau ketahui tidak akan menjadi kebenaran. Engkau mungkin menemukan kebenaran tetapi engkau tidak akan mengetahuinya, karena saat engkau melihat sesuatu, engkau telah menafsirkannya. 

Engkau melewati taman dan melihat bunga mawar. Engkau belum melihat realitas mawar dan segera pikiran berkata, "Cantik." 

Bunga-bunga telah menghilang, konsepmu telah masuk. Engkau telah memproyeksikan, engkau telah menilai. Yesus berkata, "Jangan menghakimi.".

Jika penghakiman menghilang, engkau telah menjadi murni. Jika engkau tidak membagi segala sesuatu menjadi baik dan buruk, jelek dan indah, dapat diterima dan tidak dapat diterima; jika engkau tidak membagi apapun, jika engkau melihat realitas tanpa pembagian apapun, matamu akan muncul untuk pertama kalinya. 

Ini adalah chakshusmati vidya, tanda-tanda seseorang telah mendapatkan mata (cermin atau mata kosong).

OSHO
Vedanta Seven Steps to Samadhi
-----

Man is blind. He cannot see that which is. We have eyes, but we can see through them only that which is illusory. Only the appearance is seen, not the real - the real is missed. That's why those who have known have called man blind.

Jesus goes on saying to his disciples, "If you have eyes, look; if you have ears, then listen." Of course, his disciples were not blind, nor were they deaf. They were as with eyes as we are, they had all the senses we have got. Then he must be referring to some other eyes, to some other senses.

These eyes which can look only outwards, which can only look into the without, are blind unless they also become capable of seeing within. If you cannot see yourself you are blind, and one who cannot see himself, what else can he see? And whatsoever he sees, whatsoever his knowledge, it remains based on a deep blindness. Unless you become self-seeing, unless you turn within, unless you can have a look at the reality that you are, whatsoever you encounter in the world is going to be just the appearance. The same will be the proportion: the more you penetrate within the more you can penetrate without, because reality is one.

If you are not acquainted with yourself, all your acquaintance, all your knowledge is just false.

Without self-knowledge there is no possibility of any knowledge. You can go on knowing and knowing; you can go on collecting more and more information, but that information will remain information - dead, borrowed. It will never become a knowing eye.

How to attain those eyes which can penetrate the illusory and can encounter the real? This is going to be the base of this whole Upanishad. In the old days it was called chakshusmati vidya, the wisdom through which eyes are attained. But the first thing to be constantly remembered is that as we are, we are blind; as we are, we are dead; as we are, we are illusory, the stuff dreams are made of.

Why cannot our eyes see the real? They are so much filled with dreams, so much filled with thoughts, that whatsoever you see, you are not seeing that which is; you project your ideas, your thoughts, your dreams upon it. The whole world becomes just a projection screen, and you go on projecting things. Whatsoever you see outside, you have put it there. You live in a man-created world, and everyone lives in his own world. That world consists of his own projections.

Unless your eyes are completely vacant, unless there is no content within your eyes, no thoughts, no clouds; unless you become mirrorlike, pure, innocent, contentless, you cannot encounter the real.

The real can be seen only through naked, empty eyes; it cannot be seen through filled eyes.

This is all the art or the science of meditation consists of: how to make your eyes mirrorlike, nonprojecting - just looking at that which is, not creating it, not imagining it, not adding anything to it... just encountering it as it is. You never see things as they are, you always see through your mind; you color them.

Man cannot know the real because man goes on projecting his ideology; and all ideologies are home-made, the existence doesn't support them, you create them. That's why it is said again and again, all over the world - Eckhart says it in the West, Boehme says it in the West, Rinzai says it in Japan, Lin Chi says it in China, Buddha says it in India - all over the world, wherever a mirrorlike mind has appeared, it has said that nothing is bad and nothing is good. There is no evil and no God - existence is one. And if you can accept this existence without any interpretation, for the first time you are creating a way which can lead to the truth.

You cannot carry your mind to the truth. If you carry your mind, whatsoever you come to know will not be the truth. You may encounter the truth but you will not know it, because the moment you see something you have interpreted. You pass through a garden and you see roseflowers. You have not seen them and immediately the mind says, "Beautiful." The flowers have disappeared, your concept has come in. You have projected, you have judged. Jesus says, "Judge ye not." Don't judge.

If judgment disappears, you have become innocent. If you don't divide things into good and bad, ugly and beautiful, acceptable and nonacceptable; if you don't divide things, if you look at reality without any division, your eyes will come into existence for the first time. This is chakshusmati vidya, the signs of gaining eyes.

OSHO
Vedanta Seven Steps to Samadhi

Picture courtesy: Pinterest

Posting Komentar untuk "Keberadaan adalah satu by osho Indonesia "