zazen by osho Indonesia
Kesabaran dalam Kesendirian
Pertanyaan: OSHO terkasih, engkau sering bercerita tentang orang-orang yang pergi ke hutan, yang kemudian menjadi hening dan damai. Namun kesendirian membuat orang modern menjadi gelisah, depresi dan menciptakan keinginan untuk bersahabat dengan manusia lain. Daripada menjatuhkan pikiran, kita lebih sering memilih bertemu dengan orang lain dan akhirnya terhanyut di dalamnya. Bagaimana mengatasi hal ini? Bagaimana kita bisa belajar menikmati kesendirian yang panjang dan meninggalkan pola pikir lama?
Jawaban Osho:
Ini bukan hal baru bagi pikiran modern. Pikiran modern selalu begitu. Pikiran tidak bisa eksis dalam kesendirian. Menyendiri berarti pikiran harus bunuh diri. Pikiran menjadi cemas karena merasa kesendirian adalah pembunuhan. Kapan pun engkau sendirian, pikiran tidak dapat eksis dalam kesendirian itu.
Pikiran hanya bisa eksis di masyarakat. Pikiran adalah fenomena sosial, orang lain diperlukan oleh pikiran. Engkau tidak bisa marah ketika sendirian. Jika engkau marah saat sendirian, engkau akan merasa sangat bodoh. Engkau tidak bisa sedih ketika sendirian, karena tidak ada alasan untuk bersedih. Engkau tidak bisa melakukan kekerasan ketika sendirian, karena orang lain dibutuhkan sebagai objek kekerasan. Engkau tidak dapat bicara atau mengobrol saat sendirian.
Engkau tidak dapat menggunakan pikiran saat sendirian. Pikiran tidak dapat berfungsi dan ketika pikiran tidak dapat berfungsi, pikiran menjadi cemas dan khawatir. Agar dapat berfungsi, pikiran perlu seseorang untuk berkomunikasi.
Pikiran adalah fenomena sosial, produk sampingan masyarakat. Dan selalu begitu. Bahkan ketika Svetaketu pergi ke hutan, dia cemas, khawatir dan tertekan pada awalnya (Svetaketu adalah seorang bijak yang disebutkan dalam Chandogya Upanishad. Upanishad menjelaskan perjalanan Svetaketu dari ketidaktahuan menuju pemahaman tentang diri dan kebenaran).
Perbedaannya (antara orang yang bisa menjadi hening saat sendiri dan yang tidak bisa sendiri) bukan pada pikiran. Perbedaannya terletak pada kesabaran. Pikiran tetap sama, modern atau kuno, tetapi di masa lalu orang-orang lebih sabar, mereka bisa menunggu. Engkau tidak sabar - itulah masalahnya. Mereka tidak sadar akan waktu dan engkau sadar waktu.
Bergeraklah perlahan, sabar, jangan terburu-buru, karena tujuannya bukan di tempat lain. Tujuan itu ada di dalam dirimu. Ketika engkau tidak terburu-buru, engkau akan merasakannya. Ketika engkau sedang terburu-buru engkau tidak dapat merasakannya karena engkau sangat tegang.
Jika engkau tidak pergi ke mana pun, engkau dapat merasakannya lebih cepat. Jika engkau tidak terburu-buru, itu mungkin terjadi saat ini juga.
Ketika engkau tidak terburu-buru, kualitas batin ada di sana, keheningan ada di sana.
Di Jepang meditasi disebut zazen. Zazen berarti hanya duduk dan tidak melakukan apa-apa. Pendeta Zen, para bhikkhu, harus duduk selama enam jam sehari atau bahkan lebih. Sang Master tidak pernah memberi tugas apapun, mereka hanya perlu duduk. Mereka telah melatih diri mereka hanya untuk duduk, tidak melakukan apapun, bahkan tidak ada mantra - hanya duduk.
Hal ini sangat sulit. Kelihatannya mudah tetapi sangat sulit, karena pikiran selalu meminta pekerjaan. Pikiran selalu menginginkan sesuatu untuk dilakukan. Dan pikiran terus berkata, "Mengapa membuang-buang waktu? Mengapa hanya duduk? Apa yang akan terjadi dengan hanya duduk?"
Tetapi selama tiga tahun, atau bahkan lebih, si pencari hanya duduk.
Kemudian, perlahan-lahan, pikiran berhenti bertanya. Tidak ada gunanya bertanya, engkau tidak mendengarkannya. Pikiran sudah muak denganmu, sehingga pikiran berhenti bertanya. Lambat laun, ketika pikiran tidak bertanya, engkau mulai menyadari kekuatan hidup baru di dalam dirimu yang selalu ada tetapi sebelumnya engkau begitu sibuk sehingga engkau tidak dapat mendengar dan merasakannya. Engkau mulai merasa kosong.
Pikiran selalu menciptakan masalah dan kesepian. Pergilah dalam kesendirian setidaknya selama tiga bulan dan putuskan sebelumnya bahwa apa pun yang terjadi engkau tidak akan mendengarkan pikiran. Putuskan sebelumnya bahwa engkau siap menyia-nyiakan waktumu selama tiga bulan, sehingga tidak perlu berpikir lagi tentang membuang-buang waktu. Engkau telah memutuskan bahwa engkau akan menyia-nyiakan waktu selama tiga bulan dan tidak akan melakukan apa pun. Engkau hanya akan duduk dan menunggu.
Sebuah keajaiban mungkin terjadi.
Hanya dalam tiga bulan, suatu hari tiba-tiba engkau akan menyadari keberadaanmu. Ketika tidak ada yang dilakukan, engkau menjadi sadar akan keberadaan. Ketika ada terlalu banyak yang dilakukan, engkau terus melupakan keberadaan yang tersembunyi di baliknya.
OSHO
Vedanta Seven Steps to Samadhi
----
BELOVED OSHO,
YOU OFTEN TELL STORIES OF PERSONS WHO WENT INTO ALONENESS IN SOME FOREST AND WHO BECAME SILENT AND PEACEFUL THERE. BUT ALONENESS SEEMS TO MAKE MOST MODERN PERSONS ANXIOUS AND DEPRESSED, AND IT CREATES A YEARNING FOR HUMAN COMPANIONSHIP. INSTEAD OF THE PATTERNED MIND DROPPING, WE BECOME MORE ACUTELY AWARE OF IT AND PREOCCUPIED WITH IT. HOW TO OVERCOME THIS?
HOW CAN WE LEARN TO ENJOY LONG PERIODS OF ALONENESS, AND DROP THE OLD MIND IN IT?
This is nothing new for the modern mind; this has been always so. Mind cannot exist in aloneness; to be alone means mind will have to commit suicide. Mind becomes anxious - it is a murder. Whenever you go alone, the mind cannot exist in that aloneness.
Mind can exist only in the society; mind is a social phenomenon, others are needed for it. You cannot be angry when alone, or if you become angry you will feel very foolish; you cannot be sad when alone, because there is no excuse; you cannot be violent when alone, because the other is needed; you cannot talk, you cannot go on chattering. You cannot use the mind, the mind cannot function - and when mind cannot function it becomes anxious, worried. It needs functioning, it needs someone to communicate to.
Mind is a social phenomenon, a societal byproduct. And it has always been so. Even when Svetaketu went into the forest, he was anxious, he was worried, he was depressed in the beginning.
The difference is not in the mind; the difference is in patience. The mind remains the same, modern or old, but in the old days people were more patient, they could wait. You are not patient - that is the problem. They were not time conscious and you are time conscious.
Go slowly, patiently, not in a hurry, because the goal is not somewhere else - it is within you. When you are not in a hurry you will feel it; when you are in a hurry you cannot feel it because you are so tense. If you are not going anywhere at all, then you can feel it more immediately.
if you are not in any hurry it may happen this very moment. When you are not in a hurry the quality of mind is there, silence is there.
In Japan meditation is called zazen. Zazen means simply sitting and not doing anything. So Zen priests, monks, have to sit for six hours a day or even more; the master never gives them anything to do, they have just to sit. They have trained themselves for just sitting, not asking for anything to do, not even a mantra - just sitting.
It is very arduous. It looks easy but is very arduous, because the mind asks for some work, something to be done. And the mind goes on saying, "Why? Why waste time? Why just go on sitting? What is going to happen by just sitting?" But for three years, or even more, the seeker sits.
Then, by and by, the mind drops asking. It is useless now, you don't listen to it. It has got fed up with you, so the mind stops asking. By and by, when the mind is not asking, you start realizing a new life force within you which was always there but you were so occupied you couldn't listen to it, you couldn't feel it. Unoccupied, you start feeling it.
Mind has always been creating problems and loneliness. Go in aloneness at least for three months, and decide beforehand that whatsoever happens you are not going to listen to the mind. Decide beforehand that you are ready to waste three months, so there is no need to think again and again that you are wasting time. You have decided that you are going to waste three months, and you are not going to do anything - you will simply sit and wait. A miracle is possible.
Just within these three months, some day suddenly you will become aware of your being. When there is no doing you become aware of being. When there is too much doing you go on forgetting the being which is hidden behind.
OSHO
Vedanta Seven Steps to Samadhi
Picture courtesy: Pinterest
Posting Komentar untuk "zazen by osho Indonesia "
Posting Komentar