Yang maunya nuntut ini itu, tapi nggak kunjung memantaskan diri dengan skill dan kontribusinya ke perusahaan.

Menjadi public figure itu artinya

Open untuk public

Semakin terkenal, 
Semakin open untuk digoda 

Semakin open untuk tergoda

Apalagi untuk yang sudah menikah

Jika bentengnya gak kuat

Baik diri sendiri, maupun pasangan.

Hancurlah sehancur-hancurnya.

-----

Sepagian ini, nonton cuplikan ttok Lesti Kejora,

Mulai dari interviewnya Lesti dengan Gilang, lanjut ke 
Poscastnya om Denny Darko dengan MbakYu.

Kesimpulannya:

"Buat apa melakukan sesuatu hanya untuk membahagiakan ribuan cctv netizen, jika malah berisiko ke kebahagiaan diri sendiri"
...
This is so true!

Anak-anak millenials sekarang yang sering nontonin Toktok interview si kreator konten dengan staff-staff SCBD, 

Jadi punya ekspektasi pengen kantornya itu ya seperti itu.

Ada vending machine yang bisa ambil softdrink sesuka hati, snack di pantry yang gak sekedar bubuk kopi dan teh, bahkan ada mesin kopi segala buat bikin cappucino, dan kalau bisa ada gaming room.

Belum lagi kalau denger interviewnya, gaji minimal 30% diatas UMR untuk fresh graduate.

Hey, I've been there.

Waktu jadi pegawai kantoran di kalangan SCBD,

Memang gaji lumayan.. 

Banget.

2008, usia 26 tahun gaji sebulan udah 24 juta, belum termasuk bonus kisaran 3-10 jt/bln.

Medical ditanggung 80%

Tapi kenapa 2011 gw resign ketika gaji juga udah jauh lebih besar.

----

Fasilitas kantor yang super wah. 

Boro-boro bisa nikmatin. 

Ke pantry beneran cuma ngambil minum tok, itu pun sehari hanya 2x

Pulang boro-boro bisa on-time, bisa pulang sebelum gelap itu udah kemewahan tersendiri.

Padahal jam kerja jam 8-5 sore. 

Pulang paling cepet itu jam 7 malam, itupun langka.

Kerja di kantor sampai AC central dimatikan gedung itu sering banget.

Lembur? Level manajer gak dapet lembur! 😂

Sabtu Minggu kan libur ya? Oh kerjaan jalan terus.

Bos bisa kasih tugas mendadak di Jumat malem, dan minta hasilnya dianter ke rumah dia di Sabtu siang untuk approval paraf.

Itupun ditambahin revisi ini itu yang harus kelar di Senin pagi, ya otomatis hari Minggunya gw kerja.

Gw inget satu tim sama anak desain, begadang sampai jam 2 pagi itu hal biasa, kenapa kok sampe begadang? Karena ngejar biar bisa dicetak untuk event keesokan harinya.

Kenapa kok last minute banget ngerjainnya? 

Revisinya baru dikasih pas last minute dari atasan.

Atasan says "ya bukan salah saya dong kalau ini masih revisi, kamu bikinnya masih gak bener"

-----

Jadi kesimpulannya,

Gaji karyawan di kawasan elit itu kenapa bisa gede? Karena kerjaan dia setara 2 sd 3 gaji staff yang secara skill dibawahnya. Ibarat gaji 9 juta dengan kerjaan sebanyak 3 orang yang gajinya 3 juta.

Gaji karyawan gede
Fasilitas kantor mewah?
Hampir gak akan ada waktu untuk dimanfaatkan.

Cek aja deh main ke kantor-kantor gede yang punya fasilitas mewah di pantry-nya yang udah kayak semi foodcourt, sepiiiii men! 

Elo keliatan maen game PS di recreation room nih misalnya, meskipun itu your break time, siap-siap aja dijulidin tim elo yang lagi kelimpungan ngejar deadline.

----

Jadi balik lagi ke quotenya Simon Sinek ini.

Yang maunya nuntut ini itu, tapi nggak kunjung memantaskan diri dengan skill dan kontribusinya ke perusahaan. 

Silahkan ke toilet, dan bercerminlah.

"Apakah yang gw dapatkan di company ini sepadan dengan kontribusi gw?"

Nggak? Ya resign-lah.

Staff yang attitudenya "tangan dibawah" alias meminta, tanpa diimbangi dengan "tangan diatas" alias memberi yang sepadan.

Apalagi yang kerja sudah tahunan, tapi menolak posisi dengan tanggung jawab yang membutuhkan skill lebih, maunya tetep level admin karena malas belajar dengan gaji yang maunya naik terus.

Udah pasti kalau gw jadi atasannya, mendingan let him/her go.
...

Posting Komentar untuk "Yang maunya nuntut ini itu, tapi nggak kunjung memantaskan diri dengan skill dan kontribusinya ke perusahaan. "