Anak Nangis

Hal yang tidak saya senangi ketika istri marah marah ke  anak adalah bilang kawus.

 Seumur-umur ibu saya tidak pernah bilang begitu.  Saya pernah ujicoba bilang begitu ke anak. Ketika menasihati anak. Ternyata rasanya sesak.

Mungkin turun temurun diturunkan seperti itu dari budaya Karanglewas. Sangat disayangkan. Budaya jelek. Sangat jelek. Meng-sedih.

Terus dari mulut ibu kok bisa muncul goblok ke anak. Benar-benar bukan ibu Sholehah. Bisa bisanya nggoblogi anak. Benar-benar deh. 

Mau jadi apa anak kalau di doakan seperti itu. Benar-benar wanita tanpa martabat keibuan. Apa susahnya ketika marah coba melihat dari sudut pandang lain yang luas. 

Bahasa yang biasa digunakan adalah ngajar anake wong Liya tok. Anake dewekborandi warahi. Sebuah ketololan yang dilakukan oleh dirinya sendiri juga. 

Air panas di buang-buang. HPan Bae. 

Manusia yang tidak pernah sholat jamaah ke masjid itu seperti itu. Penuh dengan setan. Masih saja kekeh menganggap wanita lebih utama shalat di masjid. Padahal suami sudah suruh jamaah ke masjid. Tapi tidak pernah terlaksana. Keluarga setan. Siapa pemimpinnya??

Yaa tentu aku. 
Akulah yang harus melihat ke dalam diri. Mencoba berdoa dan memohon pertolongan Allah. 

Aku sendiri tidak yakin segala bisa berubah. Hanya Allah yang membolak-balikkan hati.

Semoga semuanya lancar-lancar saja.


Posting Komentar untuk "Anak Nangis"