Ide adalah uang

Uang adalah Ide
Gara-gara semalam mendengarkan sharing dari pak Dadang, di grup alumni kelas Vibrasi, jadi terinspirasi membuat tulisan ini.
Tidak sedikit orang yang kesulitan mendapatkan uang. Meski telah bekerja keras, menguras energi dan waktu. Atau penghasilan ya segitu gitu aja, meski sudah bekerja bertahun-tahun nggak berkembang-kembang. Tapi, dalam posisi ini pun musti bersyukur juga, karena ada juga yang lebih memprihatinkan. Yaitu tidak mau berusaha dan lebih memilih menggantungkan penghidupannya pada orang lain.
Nah, banyak faktor sebenarnya yang membuat uang itu sulit atau mudah mendekat. Salah satunya yaitu dalam cara melihat uang itu sendiri sebagai apa?. Saat kita menganggap uang itu sebagai hasil pertukaran waktu atau tenaga, uang itu menjadi terbatas. Tetapi saat sudah bisa melihat uang sebagai ide , maka uang akan datang dengan deras.
Ya, karena ide ini kreatifitas. Dan kreatifitas tak ternilai harganya. Karena tidak semua orang bisa menghasilkan ide dan mengeksekuksinya, apalagi ide yang briliant. Coba kita lihat para founding father perusahaan-perusahaan besar, merrka selalu berawal dari melihat sesuatu, dan menemukan ide, dan mengeksekusinya. Contoh air putih dalam kemasan, teh dalam botol, ayam goreng cepat saji (maaf tidak menyebutkan merk ), semua berawal dari ide.
Lalu pertanyaannya, bagaimana menemukan ide?
Ini menurut saya, ada 3 cara menemukan ide yang bisa menjadi sumber uang.
Pertama, miliki cita-cita dan bersungguh-sungguhlah di situ. Tidak ada suatu hal yang terwujud tanpa berawal dari harapan. Meski itu hanya berupa niat.
Kedua, meningkatkan kapasitas diri. Baik dengan jalan belajar, bertemu dengan orang-orang yang punya kapasitas lebih besar, baca buku yang berkaitan dengan harapannya itu, meningkatkan pelayanan dll.
Ketiga, terhubung dengan kecerdasan Sang Maha Cerdas. Sebagaimana Newton, atau Archimedes, menemukan ide tanpa disengaja, tapi seperti mendapatkan ilham, insight, wangsit dan sejenisnya. Yaitu karena mereka terhubung dengan kecerdasan yang Maha cerdas.
Selamat menemukan ide, dan selamat menjadi penguasa uang ...
Eh, tapi ada level lebih sakti lagi dibanding uang adalah ide, tunggu dicatatan berikutnya, tapi kalau sempat yaaa
# selfreminder

Memegang Kendali Remot Televisi Kita Sendiri
Konflik dalam diri manusia, berasal dari dua arah. Dari dalam dirinya sendiri, dan dari luar dirinya. Jadi kebayang, jika dari ke dua arah ini tidak stabil, bagaimana ruwet si diri itu. Tapi, yang dari luar tidak akan begitu berpengaruh, jika yang di dalam sudah beres.
Contoh sederhana, yang kemarin sedang heboh tentang drakor, katanya ya, karena saya tidak nonton . Meski mungkin itu drakor mengaduk-aduk emosinya, bahkan barangkali pingin mbanting hp atau mecahin layar TV saking keselnya pada pemeran antagonis, tapi tetap saja ditonton sampai selesai kan? Dirinya membiarkan emosinya teraduk-aduk oleh tontonannya itu.
Nah, seringkali kita menjadi seperti lagi nonton drakor itu, tapi di layar televisi kehidupan ini. Kita membiarkan emosi kita teraduk-aduk oleh hal-hal yang dari luar diri kita. Kita terlalu sibuk terforsir oleh siaran- siaran yang ada di luar diri kita. Omongan orang, sikap yang tidak bersahabat, kondisi sosial politik dll, dan kita membiarkan diri kita dikontrol oleh tayangan tayangan itu.
Padahal, sebenarnya kita mampu mengambil alih remote televisi kita sendiri. Pegang remote-nya, dan pilih siaran siaran yang bermanfaat dan memberdayakan diri sendiri. Kecuali jika memang mau menikmatinya.
Sayangnya, seringkali banyak mengeluh, namun tidak mau untuk memegang kendali remote televisinya sendiri. Lebih memilih remotenya diserahkan kepada pihak lain...
# selfreminder

"Kelebihan saya itu tidak punya kelebihan. Jadi saya manfaatkan orang-orang yang pada punya kelebihan itu... " kata pak Dadang Sutisna ... Yah, begitulah ciri pengusaha. Selalu bisa melihat peluang, orang dan juga uang
Terima kasih sudah berkenan sharing di grup Almuni kelas vibrasi, pak Dadang

Vibrasi bukan hanya soal getaran, tetapi memahami vibrasi akan juga memahami awal mula penciptaan... Memahami hukum vibrasi, setidaknya memahami sebagian kecil hukum kehidupan... Jika ingin mengenal Tuhan dan semesta, cukup kenali dirimu sendiri. Memahami mikrokosmos, untuk mengenal makrokosmos.

---Kartini---
Sebenarnya yang perlu dicontoh dari emansipasi wanita ala RA Kartini bukan hanya kiprah wanita di luar rumah. Namun lebih dari itu, ketulusan hati untuk memberikan makna bagi kehidupan ini.
Kartini tidaklah membuat sesuatu yang 'wouw' atau bekerja untuk mendaptkan materi segunung, atau melakukan yang membuat dia populer di zamannya, tidak. Dia hanya melakukan hal yang sederhana saja. Namun ketulusan hatinya, kebesaran jiwanya, kejernihan pikirnya yang membuat apa yang dilakukan memiliki ruh, sehingga jasanya itu dikenang sepanjang masa.
Dan keteguhan niatnya adalah hasil dari perenungan yang dalam ke dalam dirinya sendiri atas gejolak jiwa yang gelap, hingga memperoleh cahaya. Maka "Habis gelap terbitlah terang"

Posting Komentar untuk "Ide adalah uang"