gegara hp

Istriku saya kasih uang 4 juta lebih. Untuk beli HP. Karena ngomong terus. Karena sudah nafsu. Ujung ujungnya beli beli. Dan setelah beli akhirnya pun menyesal. Bukan menyesal karena barangnya. Namun menyesal karena lingkungan nya yang sepertinya sedang tidak support. 
.
 Dan akhirnya saya yang di salahkan. Saya dinggap tidak peduli sama keluarga. 
.
Saya yang memberi. Dan saya yang di salahkan. Seperti semesta yang sedang bilang. Tidak usah diberi lain kali. Biarin saja.   
.
Kronologi nya begini. HP saya kepenuhan. Untuk menerima setoran tugas anak anak yang belajar daring. Karena memakai video jadi HP cepat penuh. 
.
Istri menawarkan dibelikan HP, lalu HP lama di kasihkan ke saya. Karena ngomong Bae. Lebih dari tiga kali. Akhirnya saya kasih cash. Terserah mau ditabung atau mau buat beli HP spek super tinggi atau mau buat apa.. Terserah..
.
Akhirnya dia beli. Dan HP lama di kasih ke saya. 
.
Semalam, Dia pulang ke rumah sendiri. Di rumah mungkin di kabari,  HP ne bapake rusak. HP yang rencana mau saya pakai akhirnya di lirik lagi. 
.
Saya pegang 2 HP. Ternyata Mamake mengalami hal yang sama. Pekerjaan sama - sama guru. Sama sama perlu HP dengan memori besar. Untuk menerima tugas video anak. Akhirnya HP saya pinjamkan. Ke ibu.
.
Ibu saya dari dulu memang selalu pakai HP lungsuran saya. HP lungsuran yang dahulu sekarang masih ada. Mau dipakai siapa siapa juga silakan. 

HP ne biyunge masih bagus, Fres, seger, di kasih memori juga muat sampai 32 GB. Namun karena orang lahir zaman dahulu. Rutin memindah data HP ke memory card pun tidak bisa. Bingung. 
.
Akhirnya HP milik saya, saya kasihkan ke ibu. Dan HP bekas istri saya yang pakai sekarang. 
.
Istri pakai HP baru yang speknya 4 Kali lipat dari HP saya. Harganya saja Rp 5 juta kurang. Gaji ngajar 2 bulan kalau belum dipotong cicilan. Kalau pakai cicilan yaa sampai 3 bulan lebih sedikit.
.
Luar biasa gila.. Nafsu kepada HP mengalahkan segalanya.
.
Entah apa yang terjadi dirumah mertua. Pulang ke sini tiba -tiba mrengut. Mungkin habis di nyinyiri beli HP baru. Atau merasa bersalah beli barang tidak penting, yaitu HP. Atau mungkin merasa di tipu arti kamera 48 pixel. Atau yang lain. Istriku tidak pernah terbuka tentang apa apa yang dianggap mengancam ego nya.
.
Tiba - tiba saya di salahkan ngasih HP ke biyunge. Dianggap tidak peduli pada keluarga dia. Dia pinginnya HP bekas dia di kasih ke bapaknya. 
.
Nangis di kamar. Bilang sebutan suami katanya hanya gelar. Tapi sebenarnya tidak peduli sama keluarga dia. 
.
Saya harus bagaimana?? Selalu saja hal yang tidak penting menimbulkan masalah. 
.
Keluarga ku tidak cocok asas demokrasi. Demokrasi justru membuat makin krusial. Demokrasi tidak cocok untuk orang yang pikirannya masih kekanak-kanakan.
.
 Sudah dicoba hampir 5 tahun. Makin meruncing. Naik turun. Tarik ulur. Tidak ada perubahan. Tinggal di rumah mertua saya jalani. Jauh dari tempat kerja. Istri kerja di timur, suami kerja di timurnya lagi. Rumah di barat. Namun tetap dijalani. Hanya tubuh yang sakit lah yang menghentikan semuanya sementara.
 .
Coba apa yang dikatakan istri:
Suami dikatakan tidak peduli keluarga dia. Yaa Allah. Semua sudah semampu saya saya lakukan support kuluarga dia. 
.
Giliran saya pinjaman HP ke biyunge be marah sampai kunci pintu. Sampai anak nangis ga boleh masuk. Ego macam apa seperti itu. Bukan hanya sekali, sampai berkali-kali kejadian seperti itu. 
.
Dan jujur sepertinya semua karena uang. 
.
Mungkin uang kalau pegang uang sedikit malah tidak seperti ini. Tidak ribut. Mungkin kalau tidak ada uang justru semuanya menjadi tenang. 
.
Atau mungkin karena urusan pekerjaan. Lelah di tempat kerja.  Sampai di rumah lelah segala-galanya. Sampai lupa caranya menjadi menjadi istri dan ibu yang normal. 
.
Tidak perlu menjadi istri yang  baik. Menjadi istri yang normal saja cukup. Istri normal itu tahu mana yang penting dan mana yang tidak penting.
.
.

Posting Komentar untuk "gegara hp"